Usai Rilis Lapkeu, Saham GOTO Masuk Rekomendasi BRI Danareksa

Putra, CNBC Indonesia
05 September 2022 14:19
GoTo
Foto: Dok GoTo

Jakarta, CNBC Indonesia - PT BRI Danareksa Sekuritas baru saja merilis riset terbaru soal saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang sudah mengeluarkan laporan kinerja keuangan periode 6 bulan pertama tahun ini atau semester I-2022.

Dalam riset tersebut, BRI Danareksa merekomendasikan beli (buy) untuk saham GOTO dengan pertimbangan GOTO mampu mencatatkan penurunan yang menggembirakan dari sisi biaya promosi dan pemasaran.

Alasan ini yang membuat GOTO menetapkan titik impas atau breakeven untuk margin kontribusi secara grup di kuartal I-2024, target yang juga sudah diprediksi oleh BRI Danareksa. Selain itu, BRI Danareksa juga menilai GOTO mampu mempertahankan tingkat penggunaan pelanggan dan monetisasi melalui dua strategi yakni hyperlocal dan integrasi platform.

"GOTO terus memberikan dampak yang besar pada perekonomian, dan kami menilai baik fleksibilitas mereka karena dapat memenuhi target profitabilitas. Karena itu, kami memberikan rekomendasi beli pada [saham] perusahaan," kata analis BRI Danareksa Niko Margaronis, dalam riset per 31 Agustus 2022, dikutip Senin (5/9/2022).

BRI Danareksa memberikan target harga (target price/TP) Rp 410/saham, sama dengan TP dalam riset sebelumnya. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO pada perdagangan akhir Agustus (31/8) ditutup di level Rp 302/saham. Harga tertinggi sempat dicapai pada 18 Agustus yakni Rp 334/saham. Akhir pekan lalu, Jumat (2/9), saham GOTO di Rp 284/saham dengan nilai transaksi Rp 153 miliar.

Mengacu riset tersebut, BRI Danareksa menyoroti biaya promosi yang berkurang dan peningkatan margin kontribusi. Secara definisi, margin kontribusi ialah nilai pendapatan bersih setelah dikurangi dengan berbagai biaya variabel.

GOTO melaporkan margin kontribusi secara kuartalan (quarter on quarter/qoq), memang masih minus di Q2-22 sebesar Rp 2,0 triliun, hanya saja angka ini membaik atau berkurang 20,2% dari Q1-2022 sebesar minus Rp 2,53 triliun.

Secara persentase terhadap nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV), kontribusi margin GOTO ini juga berhasil turun 50 bps (0,5%) mendekati positif yakni menjadi -1,3% terhadap GTV Q2-2022, sementara di Q1-2022 masih sebesar -1,8% dari GTV.

Perbaikan margin ini karena biaya penjualan dan pemasaran GOTO yang berhasil dipangkas hingga 7,8% qoq menjadi Rp 3,04 triliun dari sebelumnya Rp 3,30 triliun.

Selain biaya penjualan dan pemasaran turun 7,8% qoq, beban umum dan administrasi GOTO yang mampu dipotong hingga 23,1% menjadi Rp 2,58 triliun di Q2-22 dari Rp 3,1 triliun di Q1-22.

Total biaya promosi ke pelanggan juga turun 3,5% menjadi Rp 3,60 triliun dari sebelumnya Rp 3,73 triliun (qoq), terbagi atas on-demand yang turun 2,5% menjadi Rp 2,53 triliun dari Rp 2,60 triliun, e-commerce turun 2,2% menjadi Rp 1,06 triliun dari Rp 1,09 triliun, dan fintech turun signifikan 95% menjadi Rp 2 miliar dari Rp 42 miliar.

Dalam siaran persnya, Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, mengatakan strategi yang akan terus dilakukan yakni mengoptimalkan berbagai beban usaha dan melakukan integrasi lintas platform dan dalam ekosistem. Kinerja kuat perseroan di kuartal kedua 2022 telah menghasilkan pertumbuhan pendapatan dengan struktur biaya yang lebih optimal.

"Kami berhasil meningkatkan pertumbuhan GTV, pendapatan bruto serta margin keuangan, di tengah kondisi geopolitik dan makroekonomi yang menantang, dampak sistemik dari pandemi COVID-19 serta dampak musiman dari periode Ramadan. Kami berharap tren pertumbuhan bisnis yang positif di seluruh segmen bisnis GoTo akan terus berlanjut, seiring langkah mencapai break even sebagai sebuah ekosistem terintegrasi," katanya.

Manajemen GOTO pun mematok target titik impas kontribusi margin grup menjadi positif mulai kuartal I-2024 di mana target margin kontribusi segmen on-demand service menjadi positif pada kuartal I-2023 dan margin kontribusi segmen e-commerce positif pada kuartal IV-2023.

Dari sisi pendapatan, riset BRI Danareksa juga mengungkapkan, pendapatan kotor kuartalan GOTO lebih tinggi, terutama dari pertumbuhan GTV. Pendapatan kotor GOTO Q2-22 mencapai Rp 5,5 triliun (naik 5,3% qoq), melebihi target GOTO dan BRI Danareksa. Hal ini karena sokongan kinerja GTV kuartalan dari bisnis e-commerce dan on-demand serta tingkat penerimaan komisi transaksi (take rate) yang stabil.

Khusus di Q2-2022, GTV GOTO mencapai Rp 150,54 triliun, atau naik 7,5% qoq, melampaui target yang dipatok perusahaan, karena GTV di segmen e-commerce mencapai Rp 67,3 triliun (naik 3,4% qoq), dengan pertumbuhan berasal dari produk otomotif dan fashion.

Adapun take rate di Q2-22 juga berada pada level konsolidasi dan stabil di 3,7% di mana take rate layanan on demand berkontribusi sebesar 60 basis poin (bps) atau 0,6%, sementara ecommerce sebesar 20 bps (qoq).


(trp/trp) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular