Komut Baru Petrosea Hingga Daftar Calon Emiten Delisting

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Senin, 05/09/2022 07:35 WIB
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Jumat (2/9/2022), pasca Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis data inflasi Indonesia periode Agustus 2022 yang mulai melandai.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,34% ke posisi 7.177,18. IHSG bahkan sempat menyentuh zona psikologis di 7.200.

Lalu bagaimana IHSG memasuki pekan kedua September, apakah akan ceria? Yuk simak kabar emiten berikut ini sebelum memulai perdagangan Senin (5/9/2022):


1. Ada Jhonlin di Balik Lonjakan Laba Bumi Resources 8.771%!

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan laba bersih US$ 167,67 juta atau setara Rp 2,5 triliun semester pertama tahun ini. Perolehan ini melesat 8.771% secara tahunan dari sebelumnya US$ 1,89 juta.

Lonjakan eksponensial itu tak lepas dari kenaikan harga komoditas batu bara yang turut mengerek pendapatan emiten batu bara milik Grup Bakrie tersebut. Nah, di balik kenaikan ini, ada andil Jhonlin Group.

Dari laporan keuangan BUMI terungkap, Jhonlin Group merupakan salah satu pelanggan BUMI. Jhonlin bahkan menjadi pelanggan dengan transaksi lebih dari 10% pendapatan BUMI bersama dua perusahaan lainnya.

Keduanya adalah Rwood Resources dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang berkontribusi masing-masing US$ 275,27 juta dan US$ 189,09 juta dari pendapatan BUMI. Sedang kontribusi Jhonlin sebesar US$ 186,99 juta untuk pendapatan BUMI.

Pada semester I-2022, pendapatan BUMI konsilidasi BUMI tercatat senilai US$ 3,8 miliar, meningkat 66% dibandingkan periode sebelumnya US$ 2,3 miliar.

Peningkatan harga batu bara dunia memberikan dampak positif, meski produksi mengalami gangguan. Perusahaan mencatat harga freight on board (FOB) batu bara rata-rata US$ 108 per ton, melesat 92% dibandingkan harga sebelumnya US$ 56,2 per ton.

Hingga akhir tahun perusahaan masih optimistis bisa memproduksi 78-83 juta ton batu bara, dengan harga rata-rata yang terus meningkat. Dileep menyebutkan proyeksi harga rata-rata batu bara hingga akhir tahun di kisaran US$ 120-125 per ton.

2. Jumlah Saham IPO Black Diamond Dipangkas, Ada Apa Nih?

Aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (IPO) PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) mengalami perubahan dari rencana semula.
Perubahan tersebut terjadi pada jumlah saham yang diterbitkan. Mengacu pada rencana awal, COAL akan menerbitkan 1,75 miliar saham di harga Rp 100-130 per saham.

Namun berdasarkan prospektus terbaru perseroan, COAL hanya akan menerbitkan sebanyak 1,25 miliar saham di harga Rp 100.sehingga nilai transaksinya mencapai Rp 125 miliar. Masa penawaran umum akan diselenggarakan pada 1-5 September 2022 dengan tanggal pencatatan (listing) di Bursa pada 7 September 2022.

Perusahaan tambang batu bara itu akan menggunakan Rp 40 miliar untuk kucuran kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama (DMP) dan digunakan untuk keperluan belanja modal. Sedangkan, sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.

Perseroan merencanakan alokasi pembayaran dividen kas tahunan sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih Perseroan setelah pajak.

Pembagian dividen tersebut akan diputuskan oleh para Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun, atau jumlah lain yang diusulkan oleh pemegang saham Perseroan dan disetujui dalam RUPST, dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan dan keberlangsungan usaha Perseroan.

COAL adalah perusahaan induk atas perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) produksi batu bara, yang melakukan aktivitas penambangan di area Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

3. Pasca Beli Petrosea dari Indika, Begini Rencana Romo Nitiyudo

Presiden Komisaris PT Petrosea Tbk (PTRO) yang baru, Haji Romo Nitiyudo Wachjo mengatakan pasca mengambil alih Petrosea dari PT Indika Energy Tbk (INDY), pihaknya berencana memiliki tambang batu bara, tidak hanya sekedar menjadi kontraktor tambang.

"Kita harus memiliki tambang, sekarang cuma kontraktor, sudah melihat beberapa tambang yang mau diambil alih. Lalu mau kerja sama dengan NHM untuk pengolahan tailing dan emas, Petrosea akan masuk ke emas. Sudah tiga bulan bergerak," ujarnya ketika ditemui usai RUPS LB, Jumat (2/9/2022).

Dia menegaskan Petrosea akan ekspansi dari kontraktor tambang menjadi mine owner, sehingga Petrosea akan lebih selektif dalam memilih klien untuk kontrak jasa pertambangan.

"Visi misinya mulai berubah, mulai ke memiliki tambang. Cuma sama Kideco harus tetap loyal, dan harus bantu agar lebih sukses juga," jelasnya.

Sedangkan untuk transisi ke tambang emas, dirinya mengatakan optimis Petrosea sudah menghasilkan 100 kg emas dalam sebulan.

Selain itu, Haji Romo Nitiyudo Wachjo juga mengatakan pihaknya akan lebih memperhatikan kesejahteraan para karyawan, selain berupaya meningkatkan EBITDA dan keuntungan perusahaan.

4. Jual BPFI ke Perusahaan Korea, BPII Cuan Rp 1 T Lebih

PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) menyampaikan bahwa pada 31 Agustus 2022, pihaknya selaku salah satu penjual dan Woori Card Co., Ltd selaku pihak pembeli, telah melakukan crossing di bursa atau pengalihan hak kepemilikan atas 1,66 miliar lembar saham atau 62,04% dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor dalam PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI).

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (2/9/2022), transaksi penjualan tersebut dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebanyak 1,36 miliar saham dengan harga Rp 655 per saham dan sebanyak 297,46 juta saham dengan harga Rp 654 per saham.

Adapun nilai keseluruhan transaksi penjualan atas saham yang dijual adalah Rp 1,09 triliun.

Woori Card Co., Ltd, sendiri merupakan perusahaan yang didirikan dan tunduk berdasarkan Hukum Negara Republik Korea, beralamat terdaftar di 50, Jong-ro 1-gil, Jongno-gu, Seoul, Republik Korea.

"Perseroan dan Woori Card Co., Ltd tidak memiliki hubungan afiliasi sebagaimana diatur menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal," tulis manajemen BPII.

5. Vaksin Indovac, Erick: Kebangkitan RI dari Pandemi Covid-19

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi keberhasilan PT Bio Farma (Persero) mengembangkan vaksin Covid-19. Erick meminta Bio Farma untuk mendaftarkan nama vaksin Indovac ke Dirjen Hak Atas Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.

"Atas arahan Presiden, Bapak Joko Widodo, PT Bio Farma berhasil mengembangkan vaksin Covid-19 dalam negeri. Sebagai BUMN yang begerak di bidang farmasi, PT Bio Farma bekerjasama dengan Baylor College of Medicine telah menghasilkan capaian yang luar biasa. Perusahaan milik negara ini menunjukkan karya membanggakan yang akan mendukung kesehatan dan kebangkitan seluruh rakyat Indonesia dari pandemi Covid-19," ujarnya, Kamis (1/9/2022).

Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo telah menyebutkan Indovac sebagai nama untuk vaksin buatan BUMN PT Bio Farma. Pengembangan Vaksin Covid-19 BUMN dari hulu-hilir dilakukan di Indonesia oleh Bio Farma, mulai dari adaptasi teknologi seperti subunit berbasis rekombinan protein vaksin SARS-CoV- 2 dan rekombinan SARS-CoV-2 receptor binding domain (RBD), uji klinis hingga proses produksi dan pengemasan.

Sementara Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat menyediakan seed (benih vaksin) untuk pengembangan vaksin. Hal ini yang membedakan vaksin Covid-19 BUMN produksi Bio Farma dengan vaksin Covid-19 lainnya karena dikembangkan dan diproduksi dari hulu ke hilir oleh anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hampir mencapai 80%.

Berdasarkan pernyataan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR, Selasa (30 Agustus 2022), izin edar untuk penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin Covid-19 BUMN akan dikeluarkan pada pertengahan September 2022.

6. Booming Batu Bara, Laba GEMS Loncat 134% Jadi Rp 5 T

Emiten batu bara Grup Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 335,92 juta pada semester pertama 2022.

Angka tersebut setara sekitar Rp 5 triliun (asumsi kurs Rp 14.884/US$). Capaian tersebut meroket sebesar 134,13% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 143,47 juta.

Sementara laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengalami kenaikan menjadi US$ 0,05711 dari tahun 2021 pada periode yang sama sebesar US$ 0,02439.

Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Jumat (2/9/2022), kenaikan laba yang tumbuh positif tersebut didorong oleh pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang naik sebesar 82% menjadi US$ 1,33 miliar dari tahun 2021 lalu yang sebesar US$ 733,59 juta. 


(vap/vap)
Pages