
China Lockdown Gede-gedean, Harga CPO Ambles 1% Lebih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ambles di sesi perdagangan Jumat (2/9/2022), setelah China melakukan penguncian di beberapa wilayahnya. Bagaimana tren ke depan?
Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan anjlok 1,58% ke MYR 3.931/ton pada pukul 08:10 WIB.
Di sepanjang pekan ini, harga CPO ambles 5,78% dan drop 8,79% secara tahunan. Namun, harga CPO masih membukukan kenaikan secara bulanan.
Teknisnya, Wang Tao, analis komoditas Reuters memprediksikan harga CPO akan menguji titik support di MYR 3.857/ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan ke kisaran MYR 3.598-3.717/ton.
![]() |
Pada Kamis (1/9), minyak sawit berjangka Malaysia ditutup anjlok 3,72% ke MYR 3.990/ton (US$ 890,82/ton) dan menjadi level terendah sejak 5 Agustus 2022. Turunnya harga CPO terbebani karena harga minyak saingan juga terkoreksi.
Harga minyak kedelai di Dalian ditutup jatuh 3,2%, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade berakhir ambles 2,7%.
Harga CPO kerap dipengaruhi oleh laju harga minyak saingan karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. Selain itu, harga CPO juga tertekan oleh ekspektasi bahwa produksi akan lebih tinggi saat musim puncak produksi dimulai.
"Pada bulan ini, semua mata akan tertuju pada angka produksi Malaysia," kata Paramalingam Supramaniam, direktur Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor dikutip Reuters.
Dia juga menambahkan bahwa produksi kelapa sawit di Malaysia diperkirakan akan meningkat saat perkebunan memasuki bulan-bulan puncak produksi, tetapi ekspor kemungkinan akan melambat karena harga yang kompetitif dari saingan yang lebih besar, Indonesia.
Sementara dari sisi permintaan berpotensi menurun ketika China kembali melakukan lockdown untuk melawan penyebaran virus Covid-19. Seperti diketahui, China masih memberlakukan zero Covid, sehingga ketika ada kasus baru maka mereka akan langsung lockdown wilayahnya.
Kota metropolitan Chengdu di barat daya Tiongkok mengumumkan penguncian 21,2 juta penduduknya saat pengujian massal Covid-19 di seluruh kota selama empat hari. Per Rabu (31/8), Chengdu melaporkan sebanyak 157 kasus Covid-19.
Penduduk Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan, diperintahkan untuk tinggal di rumah mulai pukul 6 sore pada hari Kamis (1/9), di mana setiap keluarga diizinkan mengirim satu orang per hari untuk berbelanja kebutuhan.
Penerbangan ke dan dari Chengdu secara dramatis dibatasi, menurut data Flight Master. Pada pukul 10 pagi waktu setempat pada Kamis (1/9), sebanyak 398 penerbangan telah dibatalkan di Bandara Shuangliu. Sementara di Bandara Tianfu Chengdu, sebanyak 725 penerbangan, dibatalkan.
Kota-kota besar lainnya termasuk Shenzhen di selatan dan Dalian di timur laut juga telah meningkatkan pembatasan Covid minggu ini, mulai dari persyaratan kerja dari rumah hingga penutupan bisnis hiburan di beberapa distrik.
China merupakan konsumen CPO dunia terbesar setelah India. Bahkan, jika melansir data dari UN Comtrade, China merupakan konsumen terbesar kedua untuk CPO Indonesia pada periode 2016-2020, di mana kontribusi impornya sebanyak 14% dari total impor CPO Indonesia. Maka dari itu, penguncian di China tentunya akan berdampak juga pada permintaan CPO dari dalam negeri.
Dengan begitu, banyaknya supply di pasar nabati tidak sebanding dengan demand, sehingga harga CPO pun kembali melanjutkan koreksinya hingga hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap) Next Article Terimakasih RI! Harga CPO Dunia Jadi Lebih Murah
