Breaking! Harga Nikel Ambles 3% Lebih, Ini Pemicunya
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia terpantau ambles 3% lebih pada perdagangan hari Kamis (01/9/2022), setelah Eropa merilis angka inflasi yang kembali melonjak ke rekor tertingginya.
Pukul 15:46 WIB, harga nikel dunia tercatat US$ 21.411/ton, anjlok 3,44% dibandingkan posisi pada perdagangan Rabu (31/8).
Inflasi zona Euro yang melonjak ke level tertinggi sebesar 9.1% (year-on-year/yoy) pada Agustus 2022 kian memberi tekanan terhadap European Central Bank (ECB) untuk mengambil kebijakan yang lebih ketat.
Berdasarkan data yang dirilis Eurostat, Rabu (31/8/2022), inflasi tersebut lebih naik dari bulan sebelumnya sebesar 8,9% yoy dan di atas proyeksi pasar sebesar 9% yoy.
Tingginya tingkat inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga energi yang tetap tinggi, mencapai 38,3% dan kenaikan harga pangan sebesar 10,6%.
Madis Muller, Pejabat European Central Bank/ECB, mengungkapkan kenaikan suku bung acuan 75 bps adalah salah satu opsi dalam rapat September.
"Saya rasa kenaikan suku bunga acuan 75 bps dalam rapat September mendatang akan menjadi opsi jika inflasi tidak kunjung membaik. Saya akan mengikuti rapat dengan pikiran terbuka. Namun kita semestinya tidak terlalu terkekang dalam mengambil kebijakan karena inflasi sudah terlalu tinggi untuk terlalu lama," papar Muller, seperti dikutip dari Reuters.
Ketika suku bunga acuan di suatu negara di naikkan, maka akan cenderung mengekang pertumbuhan bisnis karena akan lebih mahal untuk ekspansi bisnisnya. Akhirnya, aktivitas bisnis pun akan menurun dan akan berdampak pada permintaan komoditas yang tidak terkecuali logam.
Selain itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 16:40 WIB kembali menguat 0,21% ke posisi 108,98 terhadap enam mata uang dunia lainnya. Tentunya, hal tersebut kian membebani laju harga nikel.
Seperti diketahui, nikel diperdagangkan menggunakan dolar AS. Sehingga, ketika dolar AS menguat, maka akan membuat harga nikel semakin mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)