Bursa Global Berjatuhan, Bursa Eropa Ikutan Kebakaran!
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa ambles pada sesi awal perdagangan Kamis (1/9/2022), di mana potensi kenaikan suku bunga dan situasi ekonomi yang suram masih membayangi.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi ambles 1,36% ke 409,48, di mana saham sumber daya alam ambles 3% dan menjadi pemimpin penurunan sektor. Sementara, mayoritas saham berada di zona negatif.
Hal serupa terjadi pada indeks DAX Jerman terkoreksi 1,33% ke 12.664,55 dan indeks CAC Prancis jatuh 1,6% ke posisi 6.027,29. Sedangkan indeks FTSE juga tergelincir 1,19% ke 7.198,28.
Kegelisahan pasar meningkat setelah komentar yang hawkish dari Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell digaungkan pada Jumat (26/8) pekan lalu.
Lalu pada Selasa (30/8), Presiden Fed New York John Williams memberikan pernyataannya untuk mendukung kebijakan moneter yang ketat untuk memperlambat inflasi yang masih berada dekat dengan rekor tertingginya sejak 40 tahun.
Selain itu, bursa saham AS berakhir terkoreksi pada Rabu (31/8) karena investor mempertimbangkan upaya The Fed untuk memerangi inflasi. Bursa saham di Asia Pasifik juga diperdagangkan lebih rendah hari ini, di mana investor masih mencerna data aktivitas pabrik yang kembali terkontraksi.
S&P 500 Global melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) di kawasan Eropa pada Agustus 2022 berada di 49,6, turun dari bulan sebelumnya di 49,8.
PMI diukur dengan angka 50, jika angka berada di bawah 50 berarti aktivitas bisnis mengalami kontraksi. Sebaliknya, jika berada di atas 50 menunjukkan ekspansi.
Seperti mayoritas negara-negara di dunia, zona Eropa juga menghadapi krisis biaya hidup yang dipicu oleh melonjaknya harga makanan dan energi, sehingga menekan daya beli masyarakat dan membebani aktivitas bisnis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)