Boy Thohir Kasih Bocoran Kemana Alokasi Cuan Adaro Rp 18 T

Market - Feri Sandria, CNBC Indonesia
30 August 2022 15:55
Pengusaha Boy Thohir saat memberi tanggapan kepada tim CNBC Indonesia di Kantor Adaro, Jakarta, Selasa (24/4) Boy Thohir merupakan putra dari salah satu pemilik Astra International Teddy Tohir. Dia juga seorang pengusaha yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia bisnis. Dia menyelesaikan pendidikan MBA-nya di Northrop University Amerika Serikat. Boy Thohir dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses membawa Adaro Energy sebagai perusahaan batu bara terbesar di Indonesia.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan batu bara raksasa milik Garibaldi 'Boy' Thohir, Adaro Energy (ADRO), mengungkapkan bahwa sebagian dari laba bersih fantastis dari operasi batu bara akan digunakan untuk mendanai upaya transformasi hijau yang dilakukan oleh perusahaan.

"Laba yang sangat tinggi akan membantu kami untuk memberikan dukungan finansial terhadap transformasi Grup Adaro di tahun-tahun mendatang karena [perusahaan] melakukan investasi besar pada energi terbarukan," ungkap Boy Thohir dalam rilis resmi kepada investor yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/8).

Boy Thohir juga menambahkan bahwa investasi besar lainnya termasuk pengembangan kawasan industri hijau terbesar dunia, dan mendiversifikasi semakin jauh dari batu bara termal.

Tingginya harga batu bara akibat pemulihan permintaan pasca pandemi serta didorong juga oleh kelangkaan energi imbas perang di Eropa Timur, membuat keuntungan operasi batu bara Adaro melonjak drastis.

Hingga akhir semester I-2022, Adaro mampu mencetak laba bersih senilai US$ 1,21 miliar atau setara Rp 18,05 triliun (kurs Rp 14.885/US$). Capaian tersebut meroket sebesar 613% dari semester I-2021 senilai US$ 169,96 juta.

Dalam enam bulan pertama tahun ini, arus kas ADRO dari aktivitas operasi juga naik 238% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 1,36 miliar, dari semula hanya US$ 401 juta. Penerimaan dari pelanggan naik drastis dengan kas cukup signifikan yang melampaui kenaikan pembayaran royalti dan pajak yang kepada pemerintah.

Upaya Transformasi Bisnis Lewat Hilirisasi

Meskipun mengalami kenaikan harga signifikan dan reli panjang dalam setahun terakhir, vonis akan masa depan suram industri batu bara tidak dapat dielakkan. Mayoritas negara-negara dunia masih akan menaati upaya untuk mengurangi jejak karbon demi mencegah krisis iklim, dan tidak serta merta merevisi seluruh aturan terkait peralihan energi dari batu bara.

Pandangan yang sama juga diamini oleh Adaro yang melihat agar perusahaan dapat tangguh melawan waktu, salah satu langkah yang perlu diambil adalah melakukan transformasi bisnis, khususnya mengambangkan ekosistem bisnis yang lebih hijau.

Berdasarkan buku bauran energi nasional, peran batu bara terhadap pengelolaan energi nasional akan berkurang drastis dan pada tahun 2050 angka ini dibatasi menjadi 25%. Selain itu ekspor batu bara juga akan dihentikan pada tahun 2046.

Target ini bisa jadi akan semakin cepat mengingat tekanan tinggi dunia internasional terkait pembatasan emisi karbon dan tercapainya net zero.

Transformasi ini juga menjadi penting, mengingat sejumlah perbankan mulai membatasi atau menghapus kredit kepada bisnis energi fosil atau yang memiliki paparan emisi karbon tinggi.

Aturan baru seperti pajak karbon juga menjadi insentif utama bagi transformasi bisnis Adaro. Saat ini implementasi aturan pajak karbon masih belum diterapkan setelah beberapa kali ditunda.

Akhir tahun lalu, Adaro mengungkapkan rencana untuk membangun smelter aluminium di Kawasan Industri Hijau Indonesia dengan nilai investasi diperkirakan akan mencapai US$ 728 juta atau nyaris mencapai Rp 11 triliun.

Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat mengatakan investasi di sektor hilir ini sejalan dengan rencana transformasi bisnis melalui green initiative jangka panjang serta mendukung upaya pemerintah.

Adaro juga akan berfokus ke beberapa jenis EBT, seperti biomassa, energi surya, air, dan angin. Namun, menurut penjelasan Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir pada April tahun lalu, pihaknya akan fokus ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Meski memiliki target besar untuk melakukan transformasi bisnis, Adaro masih akan mengupayakan operasi batu bara sebagai sumber penghasilan utama. Saat ini perusahaan masih dalam proses perpanjangan izin pertambangan yang sebelumnya diperoleh dari Perjanjian Karya Perngusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dan akan berakhir Oktober tahun ini.

Selain PKP2B, ADRO juga memiliki beberapa konsesi dengan skema IUP, termasuk Balangan Coal Companies dan Mustika Indah Permai (MIP).

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Perusahaan Batu Bara RI Kantongi Permintaan Eropa


(fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading