Harga Untuk Meredam Inflasi: Suramnya Harga Tembaga

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 August 2022 08:51
Tim Peneliti Fisika LIPI, Puspitek Tangerang Selatan berhasil mengembangkan masker kain disinfektor berlapis tembaga yang mampu membunuh virus Covid-19 dalam waktu 4 jam.  Jumat (10/7/20). CNBC Indonesia/Tri Susilo Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset pada masker kain sebagai upaya penanganan Covid-19 di Indonesia. Inovasi masker ini diperuntukan bagi masyarakat umum, bukan tenaga medis. Peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI Deni Shidqi Khaerudini menyatakan, timnya sedang mengembangkan masker kain disinfektor berbasis lapisan tembaga yang diyakini anti Covid-19. Ini berdasarkan beberapa penelitian terkait tembaga sebagai anti-microbial agent. Penelitian tersebut di antaranya menunjukkan bahwa tembaga telah dikenal sebagai anti-microbial agent (agen anti mikroba) sejak zaman Mesir dan Yunani kuno, seperti untuk perawatan luka dan sterilisasi air. Selain itu, ditemukan terjadinya perusakan bakteri maupun virus akibat kontak dengan tembaga (contact killer), meski berbeda-beda tergantung jenis mikroorganisme. Secara umum, mekanisme perusakan terjadi dengan ion-ion tembaga yang mudah terlepas setelah bakteri atau virus menempel pada lapisan tembaga. Hal ini mengakibatkan kerusakan pada dinding sel dan degradasi DNA atau RNA, sehingga mikroba tidak mampu reproduksi yang berujung pada kematian sel tersebut. Terkait SARS-CoV-2 atau virus corona penyebab Covid-19, penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus corona hanya mampu bertahan selama 4 jam di permukaan tembaga. Riset ini juga didasari efektivitas penyaringan (filter) mikroorganisme terhadap masker kain yang selama ini umum digunakan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19. Diketahui, virus corona berdiameter 0,065-0,125 mikron. Penelitian efektivitas filter masker kain didasarkan pada mikroorganisme B. Atrophaeus yang berdiameter 0,9-1,25 mikron. Hasilnya, masker kain satu lapis memiliki kemampuan filter 69,42 persen dan yang dua lapis sebesar 70,66 persen. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan virus corona yang memiliki diameter 10 kali lipat lebih kecil dari bakteri B. Atrophaeus, maka kemampuan filter masker kain terhadap virus corona jauh lebih rendah. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Masker Berlapis Tembaga (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Namun prospek ke depan sepertinya suram.

Kemarin, harga tembaga kontrak acuan tiga bulan di London Metal Exchange (LME) ditutup di US$ 8.188,4/ton. Naik 0,26% dari posisi penutupan sebelumnya.

Namun di Shanghai Futures Exchange, harga tembaga malah anjlok. Kemarin, harga ditutup di CNY 62.550/ton, turun 1,3%.

Pidato Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Jerome 'Jay' Powell di simposium Jackson Hole akhir pekan lalu ikut mempengaruhi harga tembaga. Dalam pidato tersebut, Powell menegaskan komitmen The Federal Reserve/The Fed untuk all out memerangi inflasi.

"Menekan inflasi sepertinya membutuhkan pertumbuhan ekonom yang lebih rendah dari tren historis. Suku bunga tinggi, pertumbuhan ekonomi yang rendah, dan pasar tenaga kerja yang lebih landai juga akan melukai rumah tangga dan dunia usaha.

"Inilah harga yang harus dibayar untuk meredam inflasi. Namun kegagalan dalam mewujudkan stabilitas harga akan menyebabkan luka yang lebih besar," jelas Powell, seperti dikutip dari Reuters.

Saat pertumbuhan ekonomi melambat, maka permintaan logam dasar pun akan berkurang. Apalagi tembaga, yang banyak digunakan untuk bahan baku komponen elektronik, otomotif, dan sebagainya. Permintaan tembaga kerap digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan ekonomi.

"Pidato Powell sangat hawkish. Ini akan mempengaruhi harga tembaga dalam waktu dekat," sebut riset Jinrui Futures.

Wang Tao, Analis Pasar Reuters, memperkirakan target harga tembaga terdekat ada di US$ 8.036/ton. Dibandingkan harga saat ini, ada risiko koreksi 1,86%.

Akan tetapi, masih ada harapan harga tembaga bisa naik. Wang memperkirakan level resistance ada di US$ 8.178-8.249/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular