GOTO Caplok Perusahaan Kripto, Bagaimana Kinerja Keuangannya?

dhf, CNBC Indonesia
30 August 2022 07:24
GoTo
Foto: Dok GoTo

Jakarta, CNBC Indonesia - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali bermanuver. Perusahaan mengakuisisi perusahaan PT Kripto Maksima Koin.

Sesuai namanya, Kripto Maksima Koin merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perdagangan aset kripto. Perusahaan ini sudah terdaftar di Badan Pengawas Bursa Berjangka Komoditi (Bappebti).

Berdasarkan keterbukaan informasi, Akuisisi dilakukan oleh seluruh entitas GOTO Group. GOTO sendiri mengakuisisi 0,02% saham Kripto Maksima Koin. Sedang anak GOTO, PT Dompet Karya Anak Bangsa mengakuisisi 99,98% sisanya.

Sehingga, total saham yang diakuisisi sebanyak 50.000 atau setara 100% saham Kripto Maksima Koin. Nilai akuisisinya sebesar Rp 124,84 miliar. Akuisisi ini dilakukan pada 25 Agustus kemarin.

Tujuan dari akuisisi tersebut adalah untuk keperluan ekspansi melalui anak usaha. Sebagai catatan, Dompet Karya Anak Bangsa merupakan entitas anak GOTO dengan kepemilikan 99,99%.

Tidak ada hubungan afiliasi antara Dompet Karya Anak Bangsa dengan Kripto Maksima Koin. Manajemen juga mengklaim tidak ada dampak merugikan dari akuisisi ini.

Akuisisi Kripto Maksima Koin baru dilakukan pada 25 Agustus kemarin. Dus, hasil kinerja efek aksi korporasi ini belum tercermin untuk kinerja kuartal dua GOTO tahun ini.

Namun, pasar tengah menanti rilis kinerja keuangan GOTO yang kabarnya bakal muncul hari ini, Selasa (30/8/2022). Meski belum ada rilis resmi dari perusahaan, sejumlah pelaku pasar sudah memberikan gambaran torehan kinerja keuangan GOTO.

Salah satunya, Citi. Ferry Wong, analis Citi Research memperkirakan, kinerja GOTO di kuartal kedua tahun ini relatif baik meski kinerja setiap segmen bisnis milik GOTO bervariasi. Total transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) GOTO kemungkinan akan turun secara kuartalan.

Pasalnya, sejak ekonomi kembali dibuka seiring terkendalinya kasus Covid-19, masyarakat mulai kembali mendatangi restoran ketimbang memesan makanan dari rumah. "Jadi, kami menilai segmen on demand service underperform," tulis Ferry dalam riset.

Akan tetapi, segmen fintech menjadi motor utama kinerja GOTO. Sedang segmen e-commerce menjadi motor utama kedua. Terlebih, aplikasi GoFood saat ini sudah terntegrasi dengan Tokopedia.

Integrasi itu memungkinkan orang memesan makanan melalui Tokopedia. Alhasil, traffic berpeluang meningkat lebih tinggi.

Jovent Muliadi, analis Indo Premier Sekuritas memperkirakan, GTV GOTO kuartal kedua tahun ini sekitar Rp 150 triliun, naik 7% dibanding kuartal sebelumnya, Rp 139,99 triliun. Sedang pendapatan kotor diperkirakan naik 5% secara kuartalan menjadi Rp 5,23 triliun.

Membaiknya kinerja keuangan GOTO akan berdampak terhadap bottom-line Perseroan pada akhir tahun 2022 dengan proyeksi kerugian menjadi Rp19,5 triliun atau jauh lebih rendah dari perkiraan konsensus.

Perkiraan tersebut belum memasukkan sejumlah kondisi yang diperkirakan juga akan berdampak pada meningkatnya margin bisnis GOTO. Di antaranya adalah kenaikan biaya kepada merchant di Tokopedia dan tambahan biaya sebesar Rp1 ribu per pesanan Tokopedia. "Keduanya diharapkan menghasilkan tingkat pengambilan yang lebih baik pada kuartal ketiga dan seterusnya," terang Jovent.

Ia masih mempertahankan sikap bullish untuk saham GOTO. Citi memiliki sikap serupa. Citi juga memberikan catatan risiko tinggi atas rekomendasi ini.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular