Lebih Besar Dari Wilmar, PalmCo Bakal IPO Hingga Rp 10 T

Market - Romys Binekasri, CNBC Indonesia
29 August 2022 14:33
Produksi & Utilisasi Dinaikkan, Laba PTPN III Meroket 508% (CNBC Indonesia TV) Foto: Produksi & Utilisasi Dinaikkan, Laba PTPN III Meroket 508% (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III akan mengantar PalmCo untuk menghelat initial public offering (IPO). Jika berjalan sesuai rencana, keberadaan PalmCo sepertinya bakal mengusik Wilmar Group yang selama ini menjadi salah satu pemain terbesar.

Tengok saja, potensi lahan yang bakal dimiliki PalmCo. Per akhir 2021, lahan sawit PTPN seluas 500.000 hektar (ha).

Kemudian, luas lahan perkebunan lain seperti karet, tebu dan lainnya jika ditotal sekitar 200.000 ha. Luas ini yang bakal dikonversi menjadi lahan sawit dan dikonsolidasikan ke PalmCo sebelum IPO.

Artinya, PalmCo bakal memiliki lahan perkebunan sawit dengan luas sekitar 700.000 ha. Luas ini melampaui Wilmar yang tercatat memiliki 230.000 ha lahan dan pemain besar lain asal Malaysia FGV Holdings milik Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan (LKTP) Malaysia memiliki lahan sawit 439 ribu hektar. Kelak, PalmCo bakal menjadi salah satu perusahaan terbesar dengan total lahan sawit produktif terbesar di dunia.

Lalu, soal pabrik. Pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN juga rencananya akan dikonsolidasikan ke PalmCo.

"Nanti pabrik-pabrik akan dikonsolidasikan. Selama ini, kan, nggak. PTPN I punya pabrik sendiri dikontrol sendiri. PTPN II punya sendiri nggak terkonsolidasi. Nanti ini akan terkonsolidasi semua," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Senin (29/8/2022).

Mengutip situs resmi, PTPN III saja saat ini memiliki setidaknya 12 pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Jika ditotal, kapasitas tandan buah segarnya mencapai 585 tandan buah segar (TBS) per jam.

Sebutlah pabrik beroperasi selama 24 jam selama satu semester atau sekitar 180 hari, maka total kapasitas seluruh pabrik itu mencapai 2,53 juta ton TBS selama satu semester. Kapasitas ini sudah melampaui Wilmar yang sebesar 2,13 juta ton TBS per semester pertama tahun ini.

Arya berharap, dengan adanya PalmCo dapat membantu permasalahan minyak goreng dalam negeri karena dapat dikontrol langsung oleh pemerintah melalui perusahaan BUMN.

"Kami harap kalau sudah seperti ini setelah terbentuk itu, kita go public, bikin minyak goreng dan sebagainya, maka mayoritas minyak goreng Indonesia diproduksi oleh BUMN. Sehingga harga bisa dikontrol oleh BUMN. Artinya kontrol dalam arti positif. Nanti dibilang monopoli, nggak seperti itu tapi lebih ke supaya harganya tercapai oleh masyarakat," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PTPN Mohammad Abdul Ghani mengatakan, PalmCo ditargetkan IPO pada kuartal II-2023 atau kuartal III-2023. PTPN bahkan sudah menunjuk Mandiri Sekuritas dan McKinsey sebagai penasihat aksi korporasinya tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

PalmCo Targetkan IPO Jumbo Rp 10 T, Bisakah Tercapai?


(dhf/dhf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading