Harga BBM Shell Cs Sudah Turun, Pertalite Jadi Naik?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
30 August 2022 08:10
SPBU BP-AKR
Foto: SPBU BP (ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Demi mengurangi beban subsidi yang kian menggunung, pemerintah RI dikabarkan akan segera menaikkan harga sejumlah BBM, termasuk Pertalite dan Pertamax. Sebelumnya dua jenis BBM ini harganya telah lama ditahan oleh pemerintah RI untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengekang agar inflasi tidak terbang liar.

Isu pengurangan jumlah subsidi sejatinya sudah lama berhembus, akan tetapi keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi salah satu bukti kongkret yang kuat. Bank Indonesia menaikkan sebanyak 25 bps BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DDR) menjadi 3,75%, setelah sebelumnya ditahan di level terendah selama 18 bulan.

Kebijakan moneter itu disebut merupakan langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Berapa Kenaikan Pertalite-Pertamax?

Akhir pekan lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengkonfirmasi isu kenaikan harga BMM di Kantornya.

Menteri Arifn mengatakan, pemerintah masih harus menghitung detail penyesuaian harga BBM dan belum bisa memastikan, kapan pengumuman kenaikan harga bisa dilaksanakan, begitu juga berapa kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi tersebut.

Sementara dari informasi yang diterima oleh CNBC Indonesia, kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi ini akan diumumkan pada 31 Agustus ini, dan harga baru kedua BBM tersebut akan berlaku pada 1 September 2022 ini. "Pada hari Senin (29/8/2022) akan ada rapat lanjutan mengenai tindak lanjut rapat-rapat sebelumnya," ungkap sumber tersebut kepada CNBC Indonesia, Sabtu (27/8/2022)

Sementara itu, dari sumber tersebut juga, kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan rentang kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter. "Kemungkinan di bawah Rp 10.000/liter," kata sumber tersebut.

Sementara itu masih belum diketahui berapa potensi kenaikan yang akan diberlakukan untuk Pertamax yang harganya telah lama ditahan di Rp 12.500 per liter.

BBM Alternatif dari Kompetitor

Pertamina memang memiliki jaringan distribusi BBM terbesar di Indonesia dan keberadaannya dapat di temui hingga pelosok negeri. Meski demikian sejumlah perusahaan swasta juga memiliki izin mengedarkan dan menjual bahan bakar turunan minyak bumi tersebut.

Meski kehadirannya masih sangat terbatas, dengan mayoritas persebaran hanya ada di kota-kota besar Indonesia, sejumlah SPBU yang dikelola pihak swasta menawarkan opsi alternatif bagi BBM Pertamina.

Pertalite yang memiliki nilai oktan 90 saat ini hanya memiliki satu kompetitor langsung yaitu BP 90 yang ditawarkan oleh SPBU kerja sama milik BP dan AKR. Selanjutnya meski sedikit berbeda, SPBU VIVO juga menawarkan Revvo 89 yang berusaha menjaring pasar yang sama dengan kualitas sedikit di bawah Pertalite.

BP 90 dan Revvo 89 secara konsisten harganya mengalami penurunan dalam satu setengah bulan terakhir. Meski demikian hingga akhir Agustus ini, harga BP 90 masih dua kali lebih mahal dari Pertalite, dengan Revvo 89 ditawarkan 21% lebih tinggi harganya.

Pasca kenaikan, harga yang ditawarkan VIVO tampaknya akan semakin kompetitif, dengan gap harga antara BP 90 dan Pertalite menjadi lebih kecil.

Pertamax dengan nilai oktan 92 merupakan jenis BBM yang paling banyak substitusinya di Indonesia, dengan tiga jaringan SPBU swasta ikut menawarkan produk yang serupa. Senada dengan Pertalite, Pertamax juga salah satu BBM dengan nilai subsidi yang relatif besar. Dengan SPBU lain menjual BBM Ron 92 dengan harga fluktuatif, Pertamina hingga saat ini masih menahan di harga Rp 12.500 per liter.

Hingga akhir bulan ini, alternatif bagi Pertamax yang ditawarkan oleh SPBU BP-AKR memiliki harga yang 28% lebih mahal. Sedangkan alternatif dari SPBU VIVO dan Shell dijual sekitar 38% lebih mahal.

Sebenarnya awal bulan ini, harga dari ketiga SPBU swasta tersebut harganya relatif sama atau berkisar 39% lebih mahal dari Pertamax. Akan tetapi saat ini SPBU BP-AKR memberikan diskon yang cukup besar dan tidak diketahui sampai kapan akan berlangsung.

Sam dengan Pertalite, kenaikan harga Pertamax ikut membuat alternatif dengan oktan sama menjadi lebih kompetitif. Bila kenaikannya sama di kisaran 30% seperti pada jenis Pertalite, - berdasarkan sumber CNBC Indonesia - harga yang ditawarkan SPBU Shell dan VIVO hanya akan kurang dari 7% lebih mahal. Sementara harga diskon SPBU BP-AKR akan sedikit lebih murah.

Terakhir sebagai pemimpin pasar yang nyaris memonopoli usaha distribusi BBM, bahan bakar lain yang dijual Pertamina memiliki harga yang sedikit lebih murah dari kompetitor. BBM ini termasuk Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamax Dex.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM AS Cetak Rekor Tertinggi, RI Tetap Lebih Mahal?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular