
Kabar Pasar Awal Pekan, Dari Harga BBM Hingga Akuisisi BTN

Emiten Prajogo Pangestu Gandeng Perusahaan Korea, Bikin Apa?
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjalin kerja sama dengan LX International untuk potensi investasi mengembangkan fasilitas berbahan baku nabati/Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) yang dapat menghasilkan BioNaptha. Bahan ini merupakan bahan baku untuk memproduksi produk bahan kimia dan plastik seperti BioPolyethylene (PE), Bio-Polypropylene (PP), dan lainnya dalam upaya mendukung Chandra Asri menuju produksi bahan baku polimer berkelanjutan.
Kerja sama ini ditandai dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra dan CEO LX International, Yoon Chun-Sung di kantor Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. Proyek HVO ini merupakan salah satu upaya Chandra Asri untuk mewujudkan komitmennya dalam bisnis dan operasional berkelanjutan sesuai dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai kontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya.
Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra mengatakan, Chandra Asri menyambut baik kerja sama dengan LX International untuk membuka potensi investasi dalam proyek HVO di Indonesia. "Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan sumber bahan baku Bio-Naphtha yang dapat dicampur di dalam Olefin Cracker Plant menjadi monomer, untuk selanjutnya diolah menjadi bahan baku plastik berbasis nabati. Di samping itu nantinya fasilitas ini dapat memproduksi energi alternatif untuk menggantikan bahan baku fosil yang sejalan dengan Peta Jalan Gas Rumah Kaca yang telah kami kembangkan," jelas Erwin dalam keterangan resmi, Jumat (26/8/2022).
Semester I, Emiten Mantan Bos WIKA Cetak Penjualan Rp 2 T
PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) mencatat pendapatan Rp 2,17 triliun pada semester pertama 2022. Perolehan ini turun 19,62% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 2,71 triliun.
Meski pendapatan turun, emiten milik mantan bos PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Tumiyana ini mampu menekan beban pokok. Penurunannya sebesar 19,6% secara tahunan menjadi Rp 1,87 triliun.
Alhasil, meski turun 19,7% secara tahunan, WMPP masih mampu mencetak laba kotor Rp 309,41 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat Rp 139,18 miliar. Angka ini naik 13% dibanding semester pertama tahun lalu, Rp 123,59 miliar.
Sehingga, laba usaha WMPP tercatat Rp 169,82 miliar, turun 34,24% secara tahunan dari sebelumnya Rp 257,41 miliar. Penurunan ini juga yang menyebabkan WMPP mencatat kerugian bersih Rp 3,02 miliar dari sebelumnya untung Rp 100,26 miliar pada paruh pertama tahun lalu.
(RCI/dhf)