Akhir Pekan Bursa Asia Bergairah, Kecuali Shanghai-IHSG

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
26 August 2022 16:42
A man paues in front of an electric screen showing Japan's Nikkei share average outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 5, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup cerah pada perdagangan Jumat (26/8/2022), jelang pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) di simposium Jackson Hole.

Hanya indeks Shanghai Composite China dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona merah pada hari ini. Indeks Shanghai ditutup melemah 0,31% ke posisi 3.236,22 dan IHSG berakhir terkoreksi 0,54% menjadi 7.135,25.

Sedangkan sisanya ditutup di zona hijau. Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,57% ke posisi 28.641,38, Hang Seng Hong Kong melesat 1,01% ke 20.170,04, Straits Times Singapura naik tipis 0,05% ke 3.249,53, ASX 200 Australia melaju 0,79% ke 7.104,1, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,15% menjadi 2.481,03.

Saham teknologi China yang terdaftar di bursa Hong Kong ditutup melesat setelah Washington dan Beijing hampir mencapai kesepakatan yang akan memungkinkan regulator akuntansi AS untuk memeriksa catatan audit di Hong Kong. Saham Alibaba melesat 2,13%, sedangkan saham Baidu melonjak 2,54%.

Kekhawatiran delisting telah menjangkiti perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di AS dalam beberapa bulan terakhir, karena sengketa audit.

Simposium Jackson Hole tahun ini sejatinya telah dimulai pada Kamis malam waktu Indonesia. Namun, Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell baru akan berpidato pada Jumat malam waktu Indonesia.

Beberapa gubernur The Fed berbicara dengan media yang hadir di simposium. Tetapi mereka hanya memberikan sedikit petunjuk terkait apakah The Fed akan melanjutkan sikap hawkish-nya kedepan.

"Komentar hawkish dari para pembicara The Fed semalam tidak banyak berpengaruh karena pasar menunggu keynote Powell di Jackson Hole malam ini," kata Taylor Nugent, ekonom di National Australia Bank, kepada CNBC International.

Dia mencatat bahwa tugas The Fed memerangi inflasi belum berakhir dan bahwa suku bunga perlu memasuki wilayah yang membatasi.

Namun, pelaku pasar memperkirakan bahwa Powell tidak akan banyak merubah sikapnya. Ia diperkirakan akan kembali menegaskan akan terus menaikkan suku bunga selama diperlukan guna menurunkan inflasi.

Jika tak ada kejutan atau semua pernyataan Powell masih sesuai ekspektasi, maka pelaku pasar di global tidak terlalu mengkhawatirkannya.

Berbeda ceritanya jika ada kejutan. Pasar melihat ketika The Fed selesai menaikkan suku bunga dan inflasi mulai menurun, maka di tahun depan pemangkasan akan mulai dilakukan.

Tetapi jika Powell menegaskan suku bunga akan ditahan cukup lama setelah periode kenaikan selesai, maka ada kemungkinan pasar kembali bereaksi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular