
Tarif Naik Tapi Komisi Diminta Turun, Nasib GOTO Bagaimana?

Kenaikan tarif ojol sejatinya tidak hanya menguntungkan perusahaan, mengingat manfaat paling besar sejatinya dinikmati oleh para sopir atau driver ojol. Akan tetapi potensi tambahan pendapatan dari kenaikan tarif tampaknya tidak cukup membuat sopir ojol senang, dan meminta agar potongan komisi atau take rate yang diambil Gojek juga dapat ikut turun.
Pendapatan yang tergerus oleh inflasi tinggi, serta antisipasi atas potensi kenaikan BBM tampaknya sebagian alasan yang mendasarinya. Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia meminta agar biaya potongan sewa aplikasi yang dibebankan kepada pengemudi ojek daring dapat diatur oleh pemerintah.
Tak tanggung-tanggung mereka menginginkan Gojek-Grab memotong 50% komisi yang diperoleh. Potongan yang tadinya berkisar 20% diharapkan oleh asosiasi dapat turun menjadi maksimal 10%.
Di level bisnis, tuntutan ini tampaknya hampir pasti tidak digubris oleh pihak GOTO. Hal ini karena turunnya komisi tersebut akan memangkas pendapatan grup secara signifikan, yang pada akhirnya membuat kerugian perusahaan membengkak.
Besaran komisi yang diambil GOTO, sangat sensitif terhadap peluang kesuksesan bisnisnya. Riset CSLA menyebut kenaikan gross take-rate 10 bps yang mungkin akan berdampak ke sekitar 10% pertumbuhan tahunan pendapatan bersih GOTO dibandingkan tahun 2021.
Berdasarkan paparan publik GOTO terbaru, hingga akhir kuartal pertama tahun ini take rate untuk Gojek adalah 21% atau naik dari 19,2% setahun lalu. Sedangkan komisi Tokopedia tercatat sebesar 2,9%, naik dari 2,5% setahun lalu.
Apabila perusahaan memenuhi tuntutan asosiasi agar take rate turun menjadi maksimal 10%, artinya terjadi pemangkasan hingga 1100 bps. Angka riil setalah digabung dengan Tokopedia tentu lebih kecil dari itu, namun guncangan yang terjadi akan sangat besar mengingat dengan komisi tinggi saja belum membuat perusahaan memperoleh keuntungan.
Sebelum melantai di bursa, GOTO dalam prospektusnya telah mengklaim bahwa perusahaan tidak dapat memberikan jaminan akan membukukan laba bersih di masa mendatang. Klaim ini datang ketika take rate Gojek masih berkisar 19%, bayangkan pernyataan apa yang akan disebutkan dalam prospektus apabila take rate Gojek hanya 10% saja kala itu.
(fsd/dhf)