Disebut Rights Issue Untuk Segmen Digital, Begini Kata BSI
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (Rights Issue) pada kuartal IV/2022. Rencana aksi korporasi ini kemudian menimbulkan sejumlah spekulasi, termasuk soal pengembangan digital BSI.
Merespon spekulasi tersebut, Ade Cahyo Nugroho, Direktur Finance & Strategy BSI memastikan kalau raihan dana yang akan didapatkan akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan BSI.
" Akan kami gunakan untuk mendukung pembiayaan saat pertumbuhan pembiayaan tengah baik. Sayangnya saat penggabungan tidak ada penambahan modal sehingga harus dari startegi dari perseroan," ungkap Cahyo dalam "Press Conference Pemaparan Kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk Triwulan II 2022" secara virtual, Kamis (25/8/2022).
Pembiayaan BSI secara keseluruhan sebesar Rp 191,29 triliun tumbuh 18,55% hingga semester II 2022. Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 31,13%, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66%, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34%, pembiayaan kartu tumbuh 22,87% dan gadai emas tumbuh 20,07%. Raihan ini juga didukung NPF Nett sebesar 0,74%. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93%.
BSI mencatatkan pertumbuhan laba bersih Rp 2,13 triliun, tumbuh 41,31% year on year (yoy). Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja BSI yang solid pada pertengahan tahun ini dipengaruhi oleh kemampuan perseroan menjaga keseimbangan seluruh rasio keuangan sehingga bertumbuh sehat dan intermediasi yang terus membaik.
Hal tersebut mendukung profitabilitas BSI terus meningkat, dengan laba bersih tumbuh double digit menjadi Rp 2,13 triliun per Juni 2022. "Berbagai aksi korporasi yang akan dilakukan perseroan pada tengah tahun ini juga menjadi salah satu strategi untuk menguatkan BSI dari sisi aspek permodalan," kata Hery.
Kinerja positif ini juga didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 244,66 triliun, tumbuh 13,07% dengan proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro, dan deposito.
Perseroan berencana melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 6 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham. BSI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September 2022 untuk meminta persetujuan rencana rights issue.
Adapun, ketentuan-ketentuan PMHMETD I, termasuk harga pelaksanaan dan jumlah final atas saham baru yang diterbitkan akan diungkapkan dalam prospektus yang akan diterbitkan pada waktunya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(RCI/dhf)