Kinerja Lebih Baik, Kok Valuasi Grab Hanya Setengahnya GOTO?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
25 August 2022 10:43
Gojek Tokopedia
Foto: Peresmian Grab Tech Center di Jakarta (Dok. Grab)

Meski telah berulang kali menyampaikan hasrat untuk bersaing di pasar regional Asia Tenggara, operasi GOTO saat ini masih berfokus di Indonesia. Pendapatan emiten teknologi ini juga secara eksklusif berasal dari perolehan di pasar domestik.

Hal ini berbeda dengan Grab yang nyaris setengah atau 42% pendapatannya berasal dari Singapura, pasar yang sudah relatif matang dengan potensi ekspansi yang relatif terbatas dibandingkan dengan Indonesia.

Pasar utama Grab lainnya termasuk Malaysia (16%), Filipina (12%) dan Thailand (11%). Sedangkan untuk Indonesia, Grab tidak memberikan perincian dan nilainya digabungkan dengan wilayah operasional lain dengan total pendapatan tahun 2021 lalu mencapai 19% dari total.

Untuk saat ini GOTO yang dipasarkan sebagai karya anak bangsa memiliki sejumlah keuntungan kompetitif di Indonesia, pasar yang menjadi rebutan utama dua raksasa teknologi tersebut.

Superapp Gojek posisinya tidak berbeda jauh dengan Grab, sedangkan Tokopedia masih bersaing ketat menempel Shopee di pasar e-commerce. Artinya secara grup keseluruhan, GOTO masih mendominasi pasar digital Tanah Air.

Apa Kabar Saham GOTO Pasca Lockup Berakhir?

Saat ini lebih dari 95% saham GOTO masih tidak dapat diperdagangkan secara bebas karena masih dalam status penguncian 8 bulan oleh pihak bursa. Artinya selain upaya greenshoe yang diterapkan untuk menjaga harga saham GOTO, volume transaksi yang relatif lebih kecil mampu membuat saham GOTO lebih tangguh dan tidak terkoreksi tajam.

Berkaca dari IPO Bukalapak, GOTO memutuskan hanya melepas kurang dari 5% sahamnya kepada publik di awal penawaran, berbanding dengan 25% yang dilepas oleh BUKA. Hasilnya saham GOTO masih relatif stabil dengan fluktuasi jauh lebih kecil.

Namun, periode lockup akan segera berakhir pada bulan November mendatang dengan sekitar 63% saham institusi dengan kepemilikan masing-masing kurang dari 5% akan tumpah ruah ke pasar. Sedangkan sebagian kecil saham yang memiliki hak voting multipel yang dipegang para pendiri masih tertahan hingga dua tahun.

Melimpahnya saham GOTO yang bebas diperdagangkan akhir tahun ini akan menjadi ujian bagi ketangguhan saham GOTO yang sebenarnya.

Data Refinitiv mencatat, GOTO memiliki 32,74% saham yang dipegang oleh investor strategis yang kemungkinan tidak akan melepas atau mengambil langkah exit strategy di saham ini.

Sementara itu periode lockup Grab telah berakhir pada 30 Mei lalu dan kabarnya telah diperpanjang untuk setahun ke depan bagi sebagian investor utama. Akan tetapi, dengan jumlah free float yang relatif lebih besar saham Grab memang pergerakannya jauh lebih fluktuatif.

Data Refinitiv mencatat, GRAB memiliki 28,43% saham yang dipegang oleh investor strategis yang kemungkinan tidak akan melepas atau mengambil langkah exit strategy dalam waktu dekat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(fsd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Danantara! 7 Saham Ini Tiba-Tiba Melonjak Tajam



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular