
BI Akhirnya Kerek Suku Bunga, Bakal Nyusahin Rakyat Jelata?

Dalam pengumuman hasil RDG kemarin, Perry menyebut salah satu alasan menaikkan suku bunga acuan adalah langkah pre-emtif terhadap ekspektasi percepatan laju inflasi. Sebagai informasi, inflasi nasional per Juli 2022 sudah mencapai 4,94% year-on-year (yoy), tertinggi sejak 2017.
"Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi dan inflasivolatile food, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat," papar Perry.
Kenaikan BBM memang bisa memicu inflasi, apalagi yang dinaikkan jenis Pertalite yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.
Kenaikan suku bunga acuan seakan menjadi 'kode keras' bahwa BI sudah berekspektasi inflasi bakal lebih tinggi akibat kenaikan harga Pertamax dkk.Sehingga, langkah BI menaikkan suku bunga guna meredam inflasi bisa memberikan dampak baik ke masyarakat, daya beli akan tetap terjaga, tentunya dengan catatan suku bunga kredit tidak ikut naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
