Usai IPO Rp 10 T, PalmCo Penuhi Sepertiga Kebutuhan Migor RI
Jakarta, CNBC Indonesia - PalmCo berencana menghelat initial public offering (IPO). Rencana ini merupakan rangkaian awal sebelum sub-holding PTPN III di bidang kelapa sawit tersebut memenuhi permintaan minyak goreng domestik hingga menjadi perusahaan sawit terbesar dunia.
Sebelum mencapai cita-cita tersebut, PalmCo melakukan konsolidasi. Sebelum IPO, bakal mengkonversi 200.000 hektar (ha) lahan karet menjadi lahan kelapa sawit. PTPN sendiri saat ini memiliki lahan sawit seluas 500.000 ha.
Lahan tersebut kemudian bakal dikonsolidasikan ke PalmCo. Proses konsolidasi diharapkan rampung pada Oktober tahun ini.
"Sehingga, proses persiapan IPO bisa dimulai tahun depan. Mudah-mudahan antara kuartal II-2023 atau kuartal III-2023," ujar Direktur Utama PTPN Mohammad Abdul Ghani belum lama ini.
Perusahaan menargetkan mampu meraup dana segar Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun melalui IPO. PTPN bahkan sudah menunjuk Mandiri Sekuritas dan McKinsey sebagai penasihat aksi korporasinya tersebut.
IPO rampung, PalmCo siap berekspansi. PalmCo akan digiring menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dengan memproduksi sebanyak 1,8 juta ton per tahun pada 2026.
Rata-rata kebutuhan minyak goreng nasional sendiri selama ini sekitar 5,7 juta ton per tahun. Artinya, mulai periode tersebut, PalmCo bakal memenuhi sepertiga kebutuhan minyak goreng domestik. Produksi ini juga setara dengan pemenuhan 80% permintaan minyak goreng curah yang ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah.
Dus, jika negara butuh tambahan suplai minyak goreng, PTPN bisa hadir. Ini sesuai salah satu tujuan BUMN, yaitu untuk memprioritaskan kepentingan nasional.
"Kami sudah masuk Proyek Strategis Nasional, target yang dicapai PTPN 1,8 juta ton olein per tahun pada 2026. Isu minyak goreng kita sudah tau kita sulit. Kebutuhan 5,7 juta ton. Kalau kami bisa capai 1,8 juta ton bisa sepertiga kebutuhan nasional," terang Abdul Gani.
(RCI/dhf)