Harganya Turun, Tembaga Kayaknya Masih Akan Suram

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
22 August 2022 15:41
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini. Ke depan, harga tembaga diperkirakan masih akan menyusut.

Pada Senin(22/8/2022) pukul 15.00 WIB harga tembaga dunia tercatat US$8.019 per ton, turun 0,79% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Dollar Index (yang mengukur kekuatan greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 108,228 selisih tipis dengan rekor tertinggi, yakni di 108,544. Tembaga dan dolar memiliki hubungan terbalik. Sebab ketika dolar naik membuat tembaga yang dihargai dengan dolar menjadi kian mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Fokus investor minggu ini tertuju kepada komentar Ketua bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed), Jerome Powell ketika dia berpidato di konferensi perbankan sentral global tahunan di Jackson Hole, Wyoming, pada hari Jumat.

Analis pasar Reuters Wang Tao penurunan harga tembaga masih terbuka lebar. Harga tembaga dunia diperkirakan masih akan turun hingga mencapai US$7.500 per ton.

"Tembaga LME diperkirakan akan menguji support US$7.897 per ton minggu ini, penembusan di bawahnya yang dapat memicu penurunan ke kisaran US$7.505 - US$7.747," tulis laporannya.

Penembusan di atas US$8.139 per ton dapat menandakan kelanjutan tren naik menuju US$8.380 per ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular