BI Buka-bukaan Soal Anjloknya Rupiah 5 Hari Beruntun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah harus bertekuk lutut di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (22/8/2022).
Pelemahan rupiah diikuti oleh beberapa mata uang lainnya di Asia, a.l. rupee India, won Korea Selatan dan dolar Hong Kong.
Mengacu pada data Refinitiv, rupiah terkoreksi pada pembukaan perdagangan sebanyak 0,1% di Rp 14.850/US$. Sayangnya, rupiah terkoreksi lebih dalam sebanyak 0,24% menjadi Rp 14.870/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Indeks dolar AS sendiri telah menguat 2,33% selama pekan lalu. Ini menjadi reli secara mingguan terbaik sejak April 2020. Kondisi ini dipicu oleh potensi kenaikan suku bunga acuan selanjutnya oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kian menopang penguatan dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menuturkan pelemahan rupiah didominasi oleh sentimen global, khususnya pelaku pasar yang kembali khawatir terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
"Hal tersebut didorong rilis data di US khususnya sektor perumahan dan sektor manufaktur yang melambat," ungkap Edi, Senin (22/8/2022).
Selain itu, dia mengatakan pelaku pasar juga melihat adanya risiko perlambatan ekonomi China akibat berlanjutnya kenaikan kasus Covid-19 dan perkiraan kelangkaan energi di beberapa kawasan di Negeri Panda tersebut akibat adanya gelombang panas.
Gelombang panas di China telah memecahkan rekor berhari-hari. Ini bahkan membuat salah satu sungai terpanjang Asia, Yangtze, kini mengering. Menurut laporan media pemerintah, sebagian besar wilayah lembah Sungai Yangtze mengalami suhu yang sangat tinggi sejak Juli.
Bencana gelombang panas ini diyakini berimplikasi ke industri setempat. Alhasil, krisis listrik yang berujung pemadaman di wilayah Sungai Yangtze pun terjadi, termasuk di sejumlah pusat manufaktur China, seperti Guangdong, Zhejiang dan Jiangsu.
"Kondisi tersebut menyebabkan sentimen risk off meningkat sehingga indeks DXY kembali meningkat sampai ke level sekitar 108," tambah Edi.
BI melihat pergerakan rupiah masih sesuai mekanisme pasar yang didorong oleh pelaku pasar. Edi bersyukur eksportir dan perbankan masih memiliki supply valas yang bagus hingga saat ini.
[Gambas:Video CNBC]
Antrean Mengular Warga DKI Demi Uang Baru Tahun Emisi 2022
(haa/mij)