Anggaran Infrastruktur 2023 Naik, Berkah Buat Adhi Karya Dkk?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah menganggarkan biaya pembangunan infrastruktur tahun depan sebesar Rp 392 triliun, naik 7,75% dibandingkan dengan outlook APBN 2022 sebesar Rp 363,8 triliun.
Meski demikian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa tidak ada pembangunan infrastruktur baru pada 2023, dan hanya melanjutkan pembangunan yang sudah ada. Alokasi untuk Kementerian PUPR tercatat sebesar Rp 125,5 triliun.
Dalam nota keuangan yang dipaparkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR Selasa (16/8) pekan lalu, infrastruktur disebutkan menjadi salah satu dari lima agenda utama RAPBN.
Anggaran Infrastruktur senilai Rp 392 triliun tersebut akan diarahkan untuk mendukung penguatan penyediaan pelayanan dasar, peningkatan produktivitas melalui infrastruktur konektivitas dan mobilitas, pembangunan infrastruktur energi dan pangan yang terjangkau, andal, dan perlindungan aspek lingkungan; serta pemerataan infrastruktur dan akses TIK.
Meski masih bernilai jumbo, porsi anggaran infrastruktur terhadap belanja negara berada dalam tren penurunan sejak tahun 2017 lalu. Tahun 2017, realisasi infrastruktur nyaris mencapai 19% belanja APBN, sedangkan untuk tahun depan angka tersebut menyusut menjadi 13%.
Pasar modal Indonesia secara keseluruhan merespons positif pengumuman tersebut, dengan Indeks Harga Saham Gabungan menguat pada perdagangan Selasa dan Kamis pekan lalu.
Hal ini karena sejumlah emiten diproyeksikan akan memperoleh berkah dari pengumuman RAPBN 2023, termasuk emiten konstruksi.
Meski pengumuman tersebut secara umum merupakan sentimen positif bagi emiten konstruksi, investor cenderung masih skeptis terhadap saham di sektor tersebut.
Sejumlah emiten masih bergerak di zona hijau sepekan terakhir, dan secara agregat 27 saham konstruksi dan rekayasa hanya mampu menguat tipis 0,28% dalam sepekan terakhir.
(fsd/vap)