Kecuali RI dan Singapura, Bursa Asia Ditutup Merah!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
18 August 2022 17:33
People walk by an electronic stock board of a securities firm in Tokyo, Monday, Dec. 2, 2019. Asian stock markets have risen after Chinese factory activity improved ahead of a possible U.S. tariff hike on Chinese imports. Benchmarks in Shanghai, Tokyo and Hong Kong advanced. (AP Photo/Koji Sasahara)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Koji Sasahara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup melemah pada perdagangan Kamis (18/8/2022), di mana investor cenderung merespons negatif dari rencana berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Hanya indeks Straits Times Singapura dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks Straits Times ditutup menguat 0,29% ke posisi 3.272,09 dan IHSG berakhir melesat 0,74% menjadi 7.186,558.

Sedangkan sisanya ditutup di zona merah. Indeks Nikkei Jepang ditutup merosot 0,96% ke posisi 28.942,14, Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,8% ke 19.763,91, Shanghai Composite China melemah 0,46% ke 3.277,54, ASX 200 Australia terkoreksi 0,21% ke 7.112,8, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,33% menjadi 2.508,05.

Dari kabar korporasi, perusahaan teknologi China yakni Tencent harus mengalami penurunan pendapatan pertamanya dalam 18 tahun atau sejak listing pada 2004 lalu. Penurunan tersebut 3% dan pendapatannya tercatat 134 miliar yuan (Rp 292,9 triliun) pada kuartal yang berakhir Juni.

Sementara itu laba bersih raksasa video game dan media sosial itu mencapai 18 miliar yuan (Rp 39,3 triliun). Capaian tersebut turun 56% dari periode tahun lalu, dikutip South China Morning Post, Kamis (18/8/2022) hari ini.

"Selama kuartal kedua, kami keluar dari bisnis non-inti, memperketat pengeluaran pemasaran kami dan memangkas biaya operasional, memungkinkan kami meningkatkan pendapatan non-IFRS kami, meski dalam kondisi pendapatan yang sulit," kata pendiri dan kepala eksekutif Tencent, Pony Ma Huateng.

"Ke depan, fokusnya adalah meningkatkan efisiensi bisnis kami dan meluncurkan inisiatif pendapatan baru, termasuk iklan in-fee di Video Accounts populer kami, sambil mendorong inovasi lewat R&D," tambah Huateng.

Tencent diketahui juga masuk dalam pusaran pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak perusahaan beberapa waktu terakhir. Jumlah karyawan pada Juni adalah 110.715 orang, turun dari bulan Maret 116.213 orang.

PHK yang terjadi beberapa kali itu sebagai upaya Tencent mengendalikan pengeluaran. Perusahaan juga memotong biaya lewat penghentian tawaran buah-buahan dan kotak takeaway gratis di kantin kantor.

Keputusan lainnya adalah membatalkan sarapan dan makan malam gratis untuk pekerja kontrak, menyesuaikan kebijakan gaji dalam rangka memperlambat laju kenaikan, serta meluncurkan sistem tinjauan kinerja baru bagi karyawan.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas ditutup melemah terjadi karena investor cenderung merespons negatif dari rencana berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), menunjukkan jika pejabat The Fed belum melihat sinyal kuat dari pelemahan inflasi meskipun inflasi sudah melandai ke 8,5% (year-on-year/yoy) pada Juli, dari sebelumnya pada Juni lalu sebesar 9,1%.

"Partisipan (FOMC) sepakat hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan jika tekanan inflasi mereda. Inflasi harus direspons dengan pengetatan moneter. Partisipan berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke target sasaran di kisaran 2%," tulis risalah FOMC.

Dalam risalah yang keluar pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed tidak memberi petunjuk khusus berapa mereka akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan September mendatang. The Fed hanya mengatakan jika mereka akan tetap memonitor dengan dekat data-data ekonomi sebelum membuat kebijakan.

Pelaku pasar pun kemudian berekspektasi jika The Fed akan membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk menekan inflasi. Artinya, kenaikan suku bunga agresif masih sangat mungkin terjadi.

Pelaku pasar kini memperkirakan The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp) pada September, meskipun kenaikan sebesar 75 bp juga masih terbuka.

Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bp menjadi 2,25% hingga 2,5% sepanjang tahun ini.

"Kebijakan The Fed masih akan hawkish. Ada kemungkinan mereka akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bp pada September. Namun, kenaikan sebesar 75 bp juga sangat terbuka," tutur ekonom Spartan Capital Securities Peter Cardillo, kepada Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular