Harga Perak Merosot 1% Lebih, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia jatuh 1% lebih pada perdagangan siang hari ini setelah risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserves/The Fed.
Pada Kamis (18/8/2022) pukul 13:50 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$19,61 per ons, turun 1,21% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Risalah tersebut juga menunjukkan jika pejabat The Fed belum melihat sinyal kuat dari pelemahan inflasi meskipun inflasi sudah melandai ke 8,5% (year on year/yoy)pada Juli, dari 9,1% (Juni).
Dalam risalah yang keluar pada Kamis dini hari waktu Indonesia, the Fed tidak memberi petunjuk khusus berapa mereka akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan September mendatang. The Fed hanya mengatakan jika mereka akan tetap memonitor dengan dekat data-data ekonomi sebelum membuat kebijakan.
Meskipun perak dibanding sebagai lindung nilai terlalu inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang perak yang tidak memberikan imbal hasil.
Pasar masih terbelah mengenai ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed antara kenaikan 50 basis poin (bp) dan 75 bp. Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 57% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bp menjadi 2,75% - 3,0%. Sementara ekspektasi kenaikan suku bunga mencapai 75 bp sebesar 43%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)