Kurs Dolar Australia Murah, Bikin Warga Aussie Susah!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 August 2022 13:55
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Australia terpuruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) tahun ini, yang menjadi salah satu pemicu tingginya inflasi. Alhasil, warga Australia pun dibuat susah.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan Kamis (18/8/2022) pukul 11:28 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran US$ 0,6919. Sepanjang tahun ini pelemahannya tercatat nyaris 5%.

Sementara melawan rupiah, dolar Australia berada di kisaran Rp 10.256/AU$. Sepanjang tahun ini pelemahannya sekitar 0,8%.

Semakin lemah nilai tukar mata uang, maka inflasi akan semakin tinggi. Ketika inflasi meninggi, maka biaya hidup warga Australia tentunya semakin membengkak.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Australia diperkirakan masih akan terus menanjak dan mencapai puncaknya sebesar 7,75% pada kuartal IV-2022, dari kuartal II-2022 sebesar 6,1% yang merupakan level tertinggi dalam 21 tahun terakhir.

Inflasi diperkirakan baru akan mencapai target bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) 2% - 3% pada akhir 2024.

Guna meredam inflasi, RBA sudah menaikkan suku bunga 4 bulan beruntun dan 3 kali mengejutkan pasar dengan kenaikan lebih tinggi dari ekspektasi.

Di awal bulan ini RBA menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,85%, yang merupakan level tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Kenaikan suku bunga dalam 4 bulan beruntun menjadi yang paling agresif sejak awal 1990.

Selain inflasi, suku bunga yang tinggi juga membuat beban warga Australia akan semakin besar. Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers, saat RBA menaikkan suku bunga awal bulan ini bahkan mengatakan kenaikan tersebut membuat hidup warga Australia jadi susah.

Chalmers mengakui kenaikan suku bunga akan memberatkan bagi warga Australia yang memiliki Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Dilaporkan, warga Australia yang memiliki nilai KPR AU$ 620.000, maka cicilannya akan naik sebesar AU$ 560. Cicilan tersebut tentunya akan semakin tinggi jika suku bunga terus naik.

"Kenaikan suku bunga tidak mengejutkan siapa pun, tetapi kami tetap melihat rumah tangga harus mengambil keputusan yang sulit untuk bisa menyeimbangkan anggaran rumah tangga. Apalagi saat ini sudah ada tekanan dari tingginya harga bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya," kata Chalmers.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga Bakal Naik Lagi, Dolar Australia Dekati Rp 10.300

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular