Sektor Properti Mulai Bangkit? Simak Kinerja Sahamnya!

aaf, CNBC Indonesia
16 August 2022 16:00
Target Tingkatan Layanan Transaksi Digital Pembayaran KPR
Foto: Ilustrasi KPR (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sektor properti yang sempat tertekan akibat pandemi Covid-19, telah diramal akan bangkit tahun ini. Salah satu faktor penopangnya tentunya dari berbagai insentif yang dikeluarkan pemerintah, yang termasuk insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Dewan Kehormatan Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Jawa Barat Asep Ahmad Rosidin, yang dilansir Detik.com mengungkapkan bahwa bisnis properti sudah kembali meningkat tahun ini.

Lalu, apakah sektor riil tersebut sudah tumbuh sesuai dengan prediksi?

Melansir data dari kinerja sejumlah emiten properti ternama di Tanah Air, bahwa ramalan tersebut memang mulai terlihat, meskipun masih ada emiten yang mengalami kerugian.

Sebagai catatan, DILD masih belum melaporkan kinerja keuangannya untuk kuartal kedua tahun ini.

Seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi dan aktivitas masyarakat, sektor properti di Indonesia diyakini akan tetap stabil dan akan tetap menunjukkan tren positif.

Analis BRI Sekuritas Victor Stefano menilai bahwa penjualan pada sektor properti tahun ini dibantu oleh regulasi makro yang mendukung, di mana level Suku Bunga Dasar Kredit menurun dan adanya kebijakan insetif PPN DTP membuat sektor properti menjadi lebih menarik.

Selain itu, lonjakan harga komoditas juga berperan untuk meningkatkan upah para pekerja dan diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan mendorong permintaan yang lebih besar di sektor properti

Menurut Robin Sutanto analis Mandiri Sekuritas yang dikutip dalam risetnya, menilai bahwa CTRA mempunyai fundamental yang kuat, terlihat dari profit dan pendapatan yang diraih. Investor bisa melakukan buy saham CTRA dengan target harga di Rp 1.450.

Kinerja positif dari emiten-emiten properti, tentunya dapat menjadi daya tarik terhadap sahamnya di kemudian hari.

Namun, jika mencermati data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektoral properti dan real estate masih menjadi indeks saham dengan return terburuk kedua setelah indeks teknologi di sepanjang tahun ini.

Indeks sektoral teknologi minus 11,46% sedangkan indeks properti dan real estate anjlok 6,77% secara year to date (ytd).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aaf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular