Suku Bunga Diprediksi Naik, Gimana Kabar Saham Properti?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks sektoral properti dan real estate menjadi indeks saham dengan return terburuk kedua setelah indeks teknologi sepanjang tahun ini di tengah prospek kenaikan suku bunga di bulan ini jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Data BEI menunjukkan return indeks sektoral teknologi minus 15,44% sedangkan indeks properti dan real estate anjlok 14,54% secara year to date (ytd).
Saham empat emiten properti Tanah Air dengan bobot terhadap indeks sektoral mencapai 32% yaitu PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) kompak melemah di sepanjang 2022.
Saham PWON mengalami pelemahan paling minim dibandingkan dengan ketiga saham properti dengan kapitalisasi pasar besar lainnya.
Secara year to date, nilai kapitalisasi pasar emiten yang juga mengelola pusat perbelanjaan seperti Mall Kota Kasablanka ini melemah nyaris 5%.
Namun pelemahan tersebut masih lebih baik dari saham BSDE milik Grup Sinar Mas dan CTRA milik Ciputra yang anjlok belasan persen.
Sementara itu, saham SMRA menjadi yang paling ambles dengan koreksi mencapai lebih dari 30% tahun ini.
Rata-rata pelemahan harga saham keempat emiten properti tersebut tahun 2022 mencapai 16,68%. Oleh karena itu wajar saja sebenarnya jika indeks sektoralnya secara keseluruhan juga mengalami pelemahan hingga dobel digit.
Tren pelemahan sebenarnya sangat terasa dalam kurun waktu 3 bulan terakhir di mana saham CTRA dan SMRA tercatat melemah lebih dari 20%.
Saham | Bobot Indeks | 1D | 1W | 1M | 3M | YTD |
PWON | 9.03 | -0.45% | -2.64% | -9.43% | -8.68% | -4.74% |
BSDE | 8.66 | -2.21% | -2.21% | -2.21% | -13.24% | -12.38% |
CTRA | 7.57 | -1.80% | -0.61% | -9.89% | -21.15% | -15.46% |
SMRA | 7.15 | 0.00% | -2.65% | -9.09% | -28.57% | -34.13% |
Pelemahan harga saham-saham properti ditengarai oleh sentimen terkait dengan tren kenaikan suku bunga acuan.
Dengan adanya tekanan inflasi, Bank Indonesia (BI) diperkirakan juga akan menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.
Emiten properti memang sangat sensitif dengan kenaikan suku bunga acuan karena selain banyak masyarakat Indonesia membeli rumah dengan fasilitas kredit KPR, secara struktur neraca keuangan perusahaan juga memiliki rasio utang yang cenderung tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Kinerja Emiten Properti Moncer, Kok sahamnya Masih Tiarap?
(trp/vap)