Review Sepekan

Lompat 16% Sepekan, Harga Batu Bara Kembali ke US$ 400/Ton

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 August 2022 10:20
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Embargo terhadap produk Rusia memaksa Eropa mencari pemasok alternatif batu bara untuk menutup pasokan Rusia yang hilang. Posisi Rusia bagi Eropa untuk memasok batu bara sangat strategis. Menurut data yang dirilis oleh BP Energy, Eropa memenuhi 48% kebutuhan impor batu baranya dari Rusia pada 2021.

Tantangan memenuhi pasokan makin besar bagi eropa jika tidak masuk ke dalam krisis energi. Selain karena transfer energi yang mampet karena konflik dan semakin dekat dengan musim dingin, Eropa harus berpetualang ke negeri yang jauh untuk mendapatkan batu bara. Diperkirakan Eropa pada akhirnya akan membeli lebih banyak batu bara dari Amerika Serikat (AS), Amerika Selatan, dan negara-negara di Afrika.

Harga batubara dari Tanzania, Kazakhstan, dan Nigeria cukup kompetitif dengan harga Afrika Selatan, dan AS, yang juga merupakan alasan mengapa pembeli Eropa tertarik untuk mendapatkan bahan dari wilayah ini.

"Jika mereka [pembeli Eropa] memiliki lebih sedikit pilihan, mereka harus mengambil apa pun yang tersedia sebagai alternatif batubara Rusia. Batubara Tanzania berkualitas baik dengan kadar NAR 6.000 kkal/kg, satu kargo kecil juga telah datang ke India. Pembatasan pelabuhan ada di sana di Tanzania tetapi untuk Eropa, ini adalah batu bara yang sempurna dalam hal kualitas," kata seorang pedagang yang berbasis di India dengan transaksi di pasar Eropa.

"Karena Kazakhstan tidak dikenai sanksi, orang akan menerimanya juga, tetapi kadarnya sedikit lebih rendah daripada batu bara Afrika Selatan."

Iimpor dari Afrika Selatan, Indonesia, dan Australia juga dikatakan terus berlanjut.

"Saya telah memesan delapan Capesizes dari Australia untuk September, hampir 1 juta mt dari Afrika Selatan dan beberapa dari Indonesia juga," kata seorang sumber seperti yang dikutip oleh Hellenic Shipping News (1/8/2022). 

Salah satu negara yang juga digandeng Benua Biru adalah Indonesia. Secara geografi jarak Indonesia dan Eropa mencapai belasan ribu kilometer. Efeknya adalah biaya pengiriman yang makin besar yang membuat kocek untuk mendapatkan batu bara akan semakin tinggi dan waktu perjalanan yang lebih lama.

"Tak perlu dikatakan bahwa mengangkut batu bara lebih jauh dan lebih jauh memerlukan biaya karbon yang lebih besar, yang berarti bahwa apa yang sudah menjadi sumber energi yang sangat intensif karbon menjadi lebih parah lagi," kata Daniel Read, juru kampanye iklim dan energi di Greenpeace Jepang.

Perubahan arus perdagangan baru pun terjadi dan makin mahal. Batu bara yang sudah kotor akan menjadi lebih dibenci, tapi juga semakin dibutuhkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular