Review Sepekan

Lompat 16% Sepekan, Harga Batu Bara Kembali ke US$ 400/Ton

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 August 2022 10:20
Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia bangkit setelah tertekan sepanjang perdagangan pekan lalu. Boikot batu bara Rusia oleh Eropa jadi pendorong utama.

Sepanjang pekan kedua Agustus, harga si emas hitam melesat 16,22% secara point-to-point/ptp ke posisi US$403 per ton. Pencapaian ini membalikkan kerugian sebesar 14,49% ptp pada pekan sebelumnya.

Eropa masih belum lepas dari cengkeraman kekhawatiran krisis energi akibat seretnya pasokan gas dari Rusia imbas pemberlakuan sanksi. Kala ancaman kian nyata, negara-negara di benua biru memulai menghentikan impor batu bara dari Rusia.

Tujuannya adalah membuat Rusia merugi karena aktivitas perdagangan batu baranya berhenti. Komite Energi dan Perumahan Uni Eropa memperkirakan kerugian Kremlin hingga EUR8 miliar.

Harga gas Eropa yang meninggi juga jadi pendorong harga batu bara pekan ini. Harga batu bara Eropa dengan acuan Rotterdam selama sepekan melonjak 6,25% ptp menjadi EUR206,4 per MWh.

Batu bara adalah energi alternatif bagi gas. Sehingga ketika harga gas melonjak, permintaan pun beralih ke batu bara yang membuat harganya turut melesat. Para pelaku pasar melihat embargo ini malah makin menyiksa Eropa saat musim dingin tiba karena akan membuat masa itu menjadi lebih beku.

Sementara itu, permukaan sungai Rhine di Jerman kian menyusut hingga ke kisaran 40 cm. Alhasil tidak bisa dilalui oleh pengangkut komoditas ekspor. Padahal kontribusi sungai Rhine terhadap lau lintas perdagangan barang di Jerman mencapai 80%.

Fitch Solutions mengatakan larangan impor batu bara Rusia akan melambungkan harga batu bara melalui dua cara yang berbeda.

Pertama, kebijakan tersebut akan membuat permintaan impor kepada negara produsen batu bara seperti Indonesia dan Australia melesat. Kedua, rencana Eropa untuk menggantikan pasokan gas Rusia akan membuat permintaan gas berkurang dan sebaliknya permintaan batu bara akan meningkat. Dengan kondisi seperti itu, Fitch memperkirakan harga batu bara akan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan.

Fitch juga telah menaikkan proyeksi harga batu bara thermal Asia yang dikirim dari Pelabuhan Newcastle. Rata-rata harga batu bara akan berada di US$320 per ton untuk tahun ini, dari US$230 per ton pada proyeksi sebelumnya. Rata-rata harga batu bara akan melandai menjadi US$246 per ton pada 2022-2023. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan yang dikeluarkan sebelumnya yakni US$159 per ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Embargo terhadap produk Rusia memaksa Eropa mencari pemasok alternatif batu bara untuk menutup pasokan Rusia yang hilang. Posisi Rusia bagi Eropa untuk memasok batu bara sangat strategis. Menurut data yang dirilis oleh BP Energy, Eropa memenuhi 48% kebutuhan impor batu baranya dari Rusia pada 2021.

Tantangan memenuhi pasokan makin besar bagi eropa jika tidak masuk ke dalam krisis energi. Selain karena transfer energi yang mampet karena konflik dan semakin dekat dengan musim dingin, Eropa harus berpetualang ke negeri yang jauh untuk mendapatkan batu bara. Diperkirakan Eropa pada akhirnya akan membeli lebih banyak batu bara dari Amerika Serikat (AS), Amerika Selatan, dan negara-negara di Afrika.

Harga batubara dari Tanzania, Kazakhstan, dan Nigeria cukup kompetitif dengan harga Afrika Selatan, dan AS, yang juga merupakan alasan mengapa pembeli Eropa tertarik untuk mendapatkan bahan dari wilayah ini.

"Jika mereka [pembeli Eropa] memiliki lebih sedikit pilihan, mereka harus mengambil apa pun yang tersedia sebagai alternatif batubara Rusia. Batubara Tanzania berkualitas baik dengan kadar NAR 6.000 kkal/kg, satu kargo kecil juga telah datang ke India. Pembatasan pelabuhan ada di sana di Tanzania tetapi untuk Eropa, ini adalah batu bara yang sempurna dalam hal kualitas," kata seorang pedagang yang berbasis di India dengan transaksi di pasar Eropa.

"Karena Kazakhstan tidak dikenai sanksi, orang akan menerimanya juga, tetapi kadarnya sedikit lebih rendah daripada batu bara Afrika Selatan."

Iimpor dari Afrika Selatan, Indonesia, dan Australia juga dikatakan terus berlanjut.

"Saya telah memesan delapan Capesizes dari Australia untuk September, hampir 1 juta mt dari Afrika Selatan dan beberapa dari Indonesia juga," kata seorang sumber seperti yang dikutip oleh Hellenic Shipping News (1/8/2022). 

Salah satu negara yang juga digandeng Benua Biru adalah Indonesia. Secara geografi jarak Indonesia dan Eropa mencapai belasan ribu kilometer. Efeknya adalah biaya pengiriman yang makin besar yang membuat kocek untuk mendapatkan batu bara akan semakin tinggi dan waktu perjalanan yang lebih lama.

"Tak perlu dikatakan bahwa mengangkut batu bara lebih jauh dan lebih jauh memerlukan biaya karbon yang lebih besar, yang berarti bahwa apa yang sudah menjadi sumber energi yang sangat intensif karbon menjadi lebih parah lagi," kata Daniel Read, juru kampanye iklim dan energi di Greenpeace Jepang.

Perubahan arus perdagangan baru pun terjadi dan makin mahal. Batu bara yang sudah kotor akan menjadi lebih dibenci, tapi juga semakin dibutuhkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular