Review Sepekan

Lompat 16% Sepekan, Harga Batu Bara Kembali ke US$ 400/Ton

Market - Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 August 2022 10:20
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia bangkit setelah tertekan sepanjang perdagangan pekan lalu. Boikot batu bara Rusia oleh Eropa jadi pendorong utama.

Sepanjang pekan kedua Agustus, harga si emas hitam melesat 16,22% secara point-to-point/ptp ke posisi US$403 per ton. Pencapaian ini membalikkan kerugian sebesar 14,49% ptp pada pekan sebelumnya.

Eropa masih belum lepas dari cengkeraman kekhawatiran krisis energi akibat seretnya pasokan gas dari Rusia imbas pemberlakuan sanksi. Kala ancaman kian nyata, negara-negara di benua biru memulai menghentikan impor batu bara dari Rusia.

Tujuannya adalah membuat Rusia merugi karena aktivitas perdagangan batu baranya berhenti. Komite Energi dan Perumahan Uni Eropa memperkirakan kerugian Kremlin hingga EUR8 miliar.

Harga gas Eropa yang meninggi juga jadi pendorong harga batu bara pekan ini. Harga batu bara Eropa dengan acuan Rotterdam selama sepekan melonjak 6,25% ptp menjadi EUR206,4 per MWh.

Batu bara adalah energi alternatif bagi gas. Sehingga ketika harga gas melonjak, permintaan pun beralih ke batu bara yang membuat harganya turut melesat. Para pelaku pasar melihat embargo ini malah makin menyiksa Eropa saat musim dingin tiba karena akan membuat masa itu menjadi lebih beku.

Sementara itu, permukaan sungai Rhine di Jerman kian menyusut hingga ke kisaran 40 cm. Alhasil tidak bisa dilalui oleh pengangkut komoditas ekspor. Padahal kontribusi sungai Rhine terhadap lau lintas perdagangan barang di Jerman mencapai 80%.

Fitch Solutions mengatakan larangan impor batu bara Rusia akan melambungkan harga batu bara melalui dua cara yang berbeda.

Pertama, kebijakan tersebut akan membuat permintaan impor kepada negara produsen batu bara seperti Indonesia dan Australia melesat. Kedua, rencana Eropa untuk menggantikan pasokan gas Rusia akan membuat permintaan gas berkurang dan sebaliknya permintaan batu bara akan meningkat. Dengan kondisi seperti itu, Fitch memperkirakan harga batu bara akan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan.

Fitch juga telah menaikkan proyeksi harga batu bara thermal Asia yang dikirim dari Pelabuhan Newcastle. Rata-rata harga batu bara akan berada di US$320 per ton untuk tahun ini, dari US$230 per ton pada proyeksi sebelumnya. Rata-rata harga batu bara akan melandai menjadi US$246 per ton pada 2022-2023. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan yang dikeluarkan sebelumnya yakni US$159 per ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Perburuan Eropa Mencari Batu Bara
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading