
Harga Perak Layu Gegara Komentar Pedas Pejabat The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia melemah pada perdagangan hari ini setelah inflasi Amerika Serikat mendingin.
Pada Kamis (11/8/2022) pukul 11.45 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$20,43 per ons, turun 0,67% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Inflasi Amerika Serikat yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) melandai.Laju inflasi AS per Juli 2022 berada di 8,5% year-on-year/yoy, turun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya di 9,1%. Angka tersebut pun di bawah ekspektasi 8,7% yoy.
Akan tetapi pejabat bank sentral Amerika Serikat (The Federal reserves/The Fed) berpandangan suku bunga acuan tetap akan naik agresif.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed Chicago Charles Evans menegaskan bank sentral tetap agresif untuk kenaikan suku bunga.
Kashkari mengatakan bank sentral AS perlu menaikkan suku bunga kebijakannya menjadi 3,9% pada akhir tahun dan menjadi 4,4% pada akhir 2023 untuk menjinakkan inflasi. Sebagai catatan, saat ini suku bunga acuan The Fed berada di 2,25% - 2,5%.
Meskipun inflasi mendingin tapi tekanan harga tetap ada sehingga Kashkari mengatakan perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi dibanding saat ini.
Pasar juga dianggapnya "tidak realistis" dalam memperkirakan penurunan suku bunga awal tahun depan. The Fed tidak akan melakukannya "sampai kita yakin bahwa inflasi sedang dalam perjalanan ke target 2%," katanya.
Goldman Sachs pun merevisi perkiraan harga perak. Rata-rata dalam 12 bulan, harga perak diperkirakan mencapai US$25 per ons, di bawah perkiraan sebelumnya sebesar US$30 per ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anjlok Hampir 2%, Harga Perak Terendah dalam 3 Bulan