
Produksi Rokok Anjlok 17,5%, Gara-gara Makin Mahal?

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi rokok kembali melandai pada Juli setelah naik signifikan pada bulan sebelumnya. Produksi rokok pada Juli mencapai 25,58 miliar batang, turun 17,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produksi rokok juga turun 9,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Sebagai catatan, produksi rokok pada Juni 2022 menembus 28,36 miliar batang sementara pada Juli 2021 menyentuh 31 miliar batang.
Melandainya produksi rokok pada Juli tahun ini melawan tren historisnya di mana produksi rokok biasanya melonjak pada bulan ketujuh. Juga, pola historis pasca Lebaran.
Secara historis produksi rokok akan menurun pada periode Lebaran karena ada libur panjang kemudian naik kembali setelah liburan. Produksi rokok akan naik kembali setelah pabrik beroperasi normal pasca Lebaran. Pada tahun ini, libur Lebaran sudah dimulai sejak 29 April dan berakhir pada 8 Mei 2022.
Secara akumulatif, produksi rokok Januari-Juli 2022 mencapai 173,44 miliar batang. Jumlah tersebut turun 4,81% dibandingkan Januari-Juli 2021 yang tercatat sebanyak 182,2 miliar batang.
Produksi rokok tahun ini sudah melonjak pada Maret lalu atau sebulan sebelum Ramadan. Pada bulan tersebut, produksi rokok menembus 47,16 miliar atau menjadi yang tertinggi paling tidak selama lima tahun terakhir.
Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya dan Rut Yesika dalam laporannya HM Sampoerna: Double-digit Decline in 2Q22 Bottom-Line dan Gudang Garam: Net losses in 2Q22 mengatakan persaingan di industri rokok Tanah Air sangat ketat. Mirae juga mengingatkan produsen belum sepenuhnya membebankan kenaikan cukai kepada konsumen.
Persaingan ketat produk rokok, terutama pada kategori rokok yang lebih murah. Pasalnya, makin banyak konsumen yang beralih ke rokok yang lebih murah akibat kenaikan cukai. Seperti diketahui, pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) rata-rata sebesar 12% pada tahun ini.
HM Sampoerna bahkan mengeluarkan produk baru Marlboro Crafted Authentic untuk memenuhi tingginya permintaan. Harga jual rokok tersebut dibanderol Rp 10.000 per pak atau Rp 1.000 per batang. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan sejumlah produk lain seperti Marlboro Filter Black yang dijual di atas Rp 30.000 per pack.
Berdasarkan data Mirae, Marlboro Crafted Authentic mampu menyumbang market share sebesar 0,5% kepada HM Sampoerna pada April-Juni tahun ini. Padahal, produk yang diberi ekstrak kelembak tersebut baru diluncurkan Maret lalu.
"Kami melihat produk ini memang menargetkan perokok kalangan bawah. Harga dibanderol Rp 10.000 per pak untuk memenuhi permintaan," tulis Mirae.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Rokok Melonjak 10%, Orang Stres Karena BBM Naik?