Elon Musk Mau Borong Rp 75 T, Saham Nikel Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar Elon Musk yang sudah meneken kontrak pembelian nikel dari Indonesia membuat harga saham emitennya memgalami kenaikan. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Timah Tbk (TINS) kompak melesat lebih dari 3%.
Saham ANTM sukses memimpin penguatan dengan apresiasi 6,31% ke harga Rp 2.190/unit dan diikuti saham INCO dengan kenaikan 5,14% ke harga Rp 6.650/unit. Tak mau kalah, TINS juga terbang 3,67% ke harga Rp 1.555/unit.
Kabar kontrak pembelian nikel Indonesia oleh orang terkaya di dunia tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Berbicara dalam dialog eksklusif di segmen Economic Update Program Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (8/8/2022), Luhut mengaku pembicaraan antara pemerintah Indonesia dan Tesla sampai saat ini masih berlangsung.
"Tesla ini kami masih komunikasi terus karena Tesla masih sibuk urusan dalam negeri, masalah Twitter," kata Luhut.
Namun, Luhut mengklaim Tesla telah meneken kontrak kerja sama dengan salah satu industri di kawasan Morowali. Namun, eks Kepala Staf Kepresidenan itu tidak merinci perusahaan yang dimaksud.
Nilai kontrak pembelian nikel itu dikatakan mencapai US$ 5 miliar atau setara dengan Rp 75 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.000/US$. "Sudah engage (mengikutsertakan) sekitar US$ 5 miliar," kata Luhut.
Luhut menegaskan, pemerintah Indonesia selama ini tidak memiliki kendala berarti dalam proses negosiasi bersama Tesla. Namun, Luhut mengatakan, masalah internal yang dihadapi perusahaan Elon Musk itu saat ini dianggap lebih penting.
Kontrak pembelian tersebut dikatakan Luhut akan digunakan untuk pembuatan baterai Lithium oleh Tesla.
Dengan adanya kerja sama ini, Indonesia akan semakin terintegrasi dengan rantai pasok mobil listrik dunia.
Namun soal pembangunan pabrik otomotif Tesla di Indonesia, Luhut menyampaikan masih dalam tahap negosiasi.
[Gambas:Video CNBC]
Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
(trp)