Luhut Buka-bukaan Investasi China hingga Minat Rusia Join IKN

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
08 August 2022 20:36
Pak Luhut
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan dalam dialog eksklusif di segmen Economic Update program Squaw Box CNBC Indonesia, Senin (8/8/2022). (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai kinerja ekonomi Indonesia, terutama dari sisi investasi, masih positif. Namun demikian, ketidakpastian global terus diwaspadai oleh pemerintah.

"Tapi tentu kewaspadaan kita juga harus tinggi karena dua hal akibat perang Ukraina ini yang belum tahu kapan selesai itu pasti berpengaruh pada energi dan juga terhadap pangan dunia," ujar Luhut dalam dialog eksklusif di segmen Economic Update program Squaw Box CNBC Indonesia, Senin (8/8/2022).

Dalam kesempatan itu, Luhut juga bicara soal kelanjutan investasi Tesla Inc. hingga minat investor terhadap proyek Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. Berikut adalah petikan wawancaranya:



Seperti apa capaian kinerja investasi di sepanjang semester I? Apa saja sektor-sektor yang paling banyak diminati oleh investor?

Sampai sekarang saya kira kan pencapaiannya baik sekali kalau kita bandingkan banyak negara lain di sekitar kita maupun secara global.

Jadi kalau kita lihat pertumbuhan kita itu kan tiga kuartal terakhir ini di atas 5% ya, kemarin ya kuartal sekarang ini kan 5,44%. Angka yang menurut saya tidak juga mudah dicapai karena keadaan perang Ukraina, kemudian keadaan Covid-19 seperti China dia masih lockdown itu membuat ekonomi China juga jadi tumbuh kan agak kecil, 0,4%.

Jadi ini saya pikir berdampak kepada semua dunia. Tapi pada Indonesia, kita itu dibandingkan negara-negara lain di dunia pertumbuhan kita ini termasuk yang terbaik.

Jadi kita tidak ada kekhawatiran berlebihan. Tapi tentu kewaspadaan kita juga harus tinggi karena dua hal akibat perang Ukraina ini yang belum tahu kapan selesai itu pasti berpengaruh pada energi dan juga terhadap pangan dunia.

Nah kita bersyukur sampai saat ini soal pangan saya kira kita masih sangat oke. Tapi itupun tetap kita waspada. Nah dengan energi kita juga sangat mewaspadai karena subsidi kita pada energi cukup tinggi lebih dari Rp 300 triliun. Nah subsidi overall saya kira juga tinggi, yaitu Rp 502 triliun.

Memang ada yang tanya, kenapa masih kita lakukan subsidi ini? Ya kan sayang angka uang sebesar itu. Kita tahu, paham itu. Tapi kita masih memilih. Semua itu kan ada pilihan ya jadi tidak bisa hanya melihat satu angle saja, kita harus lihat banyak angle dari hal ini.

Untuk itu kita lakukan efisiensi di mana-mana. Efisiensi dalam digitalisasi, kegiatan-kegiatan kita misalnya seperti nanti saya e-catalog, seperti misalnya melakukan hilirisasi lebih dalam lagi sehingga ekspor kita tambah tinggi.

Kemudian juga misalnya kita lihat masalah minyak goreng, ternyata di minyak goreng kita akan audit akan banyak sekali menghemat, sangat banyak menghemat. Ini saya kira membuat revenue negara tambah dan itu akan berpengaruh.

Artinya bisa dikatakan capaian investasi kita cukup impresif di tengah berbagai tantangan yang dihadapi saat ini?

Kalau investasi kita lihat dari data-data yang ada ini, memang kita tinggi ya jadi 39,7% untuk PMA. Saya lihat sektor pertambangan tinggi, karena sektor ini punya nilai tambah.

Nah ini kadang-kadang orang, kemarin presiden sudah menjelaskan di acara PPAD, nilai tambah dari hilirasi seperti nikel ore itu tinggi sekali. Bisa sampai berapa belas kali. Mungkin sampai di ujung ini sudah beberapa puluh kali. Nah itu juga banyak tidak dipahami.

Tapi setelah 7 tahun ini kita lakukan dampaknya sekarang sangat besar. Itu terlihat dari ekspor kita selama 26 bulan terakhir ini kan tinggi. Belum pernah ekspor kita selama 26 bulan itu surplus, baru periode ini. Jadi itu parameter-parameter yang ada untuk kita melihat ekonomi Indonesia.

Terkait hilirasi, upaya apa yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot investasi di sektor hilirisasi komoditas ke depan di tengah keinginan Presiden Joko Widodo menyetop ekspor raw material?

Itu sebabnya sejak 6-7 tahun lalu presiden mendorong betul hilirisasi. Hilirisasi ini kan misalnya nikel ore ya. Nikel ore itu kan kita proses sedemikian rupa sehingga menjadi iron steel. Itu saja sudah naik 10 kali nilai tambahnya.

Kita masuk nanti prekursor, katoda, sampai pada baterai lithium, sampai pada mobil listrik. Itu saya nggak tahu berapa puluh kali naiknya. Nah itu menciptakan juga lapangan kerja. Nggak tahu sekarang berapa juta lapangan kerja tercipta.

Pendidikan. Karena politeknik sekarang di dekat industri itu kita bangun. Kenapa? karena kita harus latih orang untuk menggantikan tenaga kerja asing itu. Dan itu sedang berjalan.

Dan kemudian melihat lagi, bangun politeknik, ternyata SMA-nya kurang berkualitas sehingga ajak anak daerah yang tidak masuk awal-awalnya ini. Akhirnya masuk seperti Morowali itu ada yang dari Manado, Makassar, mereka kurang kebagian. Kita perbaiki lagi SMA-nya. Jadi sebenarnya tanpa kita sadari, kita sudah memiliki politeknik yang baik, kualitas pendidikan yang lumayan di di Indonesia timur, di daerah-daerah terpencil. Nah itu membuat ekonomi daerah itu bagus.

Sekarang kalau Anda lihat di room control, misalnya di Morowali, di sana ada beberapa industri. Saya pertama kali lihat itu 10:1, 1 orang Indonesia, 10 orang asing. Sekarang sudah terbalik. Malah ada jam-jam tertentu semua sudah orang Indonesia.

Jadi ini sebagai bantahan juga ya kalau banyak TKA-TKA asing?

Itu saya kira pembodohan kalau sekarang saya berani bilang. Kita itu sudah mulai leapfrog memang. Tidak bisa dimungkiri ya memang sekarang ini Tiongkok itu yang membantu kita melakukan leapfrog dalam teknologi kita.

Dan itu sekarang kita bangun sekolah-sekolah metalurgi. Itu kita bangun. Kita kerja sama dengan banyak universitas supaya industri ini kan tidak hanya satu. Itu butuh tenaga ke depan. Nah sekarang di Tiongkok itu kan juga ongkos kerja sudah makin mahal dan dia lihat Indonesia ini ternyata mampu. Nah sekarang mereka menawarkan dan ini semua sedang berjalan sekarang ini.

Jadi sekali lagi tidak ada pekerjaan satu malam selesai atau setahun atau dua tahun, bisa lima tahun sampai 10 tahun, dan itu saya kira buahnya sekarang sudah kita rasakan. Di mana di tengah-tengah keadaan ekonomi yang susah ini, kita masih salah satu negara yang bisa survive dengan baik.

Indonesia merupakan penghasil nikel terbesar di dunia. Dengan potensi yang ada sekarang ini, beberapa waktu terakhir dikabarkan Foxconn dan Tesla akan berinvestasi di Indonesia khususnya terkait ekosistem kendaraan listrik. Seperti apa update hingga saat ini?

Foxconn kita lihat sudah masuk, tinggal dia memperbesar jumlah investasinya di sini. Saya kira itu tidak jadi isu lagi.

Ford sudah masuk, sudah tanda tangan, itu lebih dulu sudah, kira-kira 3 minggu lalu. Jumlah investasinya kira-kira 2,5 miliar dolar AS kira-kira, mungkin bisa lebih besar karena karena angka ini pertama masuk.

Kemudian VW dari Jerman. Kebetulan VW ini join dengan perusahaan Tiongkok yang sudah berinvestasi di sini. Kemudian ada BASF dari Jerman juga. Kemudian Tesla ini kami masih negosiasi terus karena Tesla ini masih sibuk dengan urusan dalam negeri dia yaitu dengan masalah Twitter dan sebagainya. Tetapi mereka juga sudah membeli itu yang bagus dua produk dari Indonesia, dia sudah tanda tangan kontrak untuk lima tahun.

Jadi tahap pertama sudah masuk. Nanti kita lihat lagi untuk membuat baterai lithium dia di Morowali. Nilai kontraknya mungkin sekitar 5 miliar dolar AS atau sekitar itu.

Beberapa waktu lalu, Anda melakukan kunjungan kerja ke Rusia. Bisa diceritakan hasil kunjungan tersebut?

Mereka kan sudah bicara cukup lama terkait pembangunan pabrik petrokimia di Tuban. Kemarin itu kita finalisasi. Saya bersama Dirut Pertamina (Nicke Widyawati), Wakil Menteri BUMN (Pahala Mansury), ketemu dengan Deputy Prime Minister Rusia. Kelihatannya sih sudah nggak ada isu yang banyak karena kita minta kalian sekalian yang memberikan crude oil ke situ dan mereka juga bersedia. Jadi saya pikir bagus.

Kemudian juga Pupuk Aceh kita minta mereka kalau bisa masuk di sana dan juga mereka bersedia masuk di Pupuk Aceh. Jadi kita berharap Pupuk Aceh bisa kita hidupkan kembali. Itu saya kira bagus dua-duanya nggak ada ribut-ribut juga.

Masalah pupuk, potas, kita kan kesulitan. Nah kita sudah dapat komitmen dari mereka. Saya kira tanda tangan tanggal 2 atau 5 September ini. Itu saya pikir akan mengurangi subsidi kita saya sekarang Rp 502 triliun itu saya pikir mungkin akan bisa kurang cukup besar dari sana.



Berarti perang antara Rusia melawan Ukraina bukan menjadi hambatan Rusia berinvestasi di Indonesia?

Ya investasi kan jalan. Perang kita nggak setuju dengan perang itu. Tapi kan tidak berarti kalau dia mau berinvestasi lantas kita tidak boleh menerima mereka investasi di Indonesia.

Bagaimana arah investasi Indonesia ke depan di tengah tantangan ketidakpastian global?


Jadi memang ada dua yang berbahaya sekarang. Satu, perang Rusia-Ukraina. Kedua, isu Taiwan. Itu kita amati dengan cermat. Tapi kita kan harus bisa bernavigasi di antara isu-isu ini.

Dan kita sebagai negara bebas aktif, ya itu kan konstitusi kita, kita deal dengan siapa saja sepanjang itu saling menguntungkan. Jadi kita tidak perlu ada khawatir berlebihan sepanjang kita kompak dalam negeri dan presidennya seperti sekarang, memberikan keteladanan, saya ndak lihat ada yang tidak bisa diselesaikan. Jadi banyak sekali hal-hal yang kita buat.

Terkait IKN, investor mana saja yang tertarik berinvestasi di sana?

Investor banyak banget tuh untuk ibu kota baru itu. 



Bukankah Softbank batal berinvestasi?

Saya sudah berkali-kali ngomong, itu menyangkut fund-nya dia (Masayoshi Son). Karena fund-nya dia kan dapat dari Arab Saudi dan dari Abu Dhabi. Dia cerita ke saya dan MBZ (Pangeran Muhammad Bin Zayed) juga cerita ke saya fund-nya itu hampir US$ 100 miliar. Dia salah satu mau investasi ke ibu kota baru.

Tiba-tiba dia bermasalah jadi nggak bisa. Sekarang kita dapat investasi dari mana? Abu Dhabi itu sudah janji pada presiden saya akan kasih sekian puluh miliar dolar AS dan itu sekarang masuk melalui SWF kita. Itu sekarang sedang berproses. 

Kemudian waktu ketemu MBS (Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed Bin Salman), dia bilang, 'Minister Luhut, I want to invest big'. Kemudian kemarin saya ke Rusia, Rusia juga berminat untuk ibu kota baru.

Dan kemudian waktu Presiden ke Tiongkok, juga hal yang sama. Jadi saya pikir nggak ada masalah. Di samping itu investor dalam negeri juga banyak yang berminat ke sana.

Kalau Rusia dan China berinvestasi di IKN dalam bentuk apa?

Ya macam-macam. Dalam bidang teknologi, Huawei dia mau. Kemudian dengan Abu Dhabi, dia mintanya G42, dia join bersama. Buat kita yang mananya yang penting harganya masuk, dia untung, kita untung. Itu aja. Nggak ada masalah.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular