Gak Jadi Tembus Level Kritis, IHSG Justru Menguat Meski Tipis

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 08/08/2022 15:51 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis-tipis pada perdagangan Senin (8/8/2022) awal pekan ini, setelah mencatatkan kinerja yang ciamik pada pekan lalu.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup naik tipis 0,03% ke posisi 7.086,849. Sepanjang hari ini, IHSG lebih banyak bergerak di zona merah. Namun, IHSG masih mampu bertahan di kisaran harga 7.080.

Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka menguat 0,11% di posisi 7.092,3, di mana posisi tersebut sekaligus menjadi posisi tertinggi intraday hari ini. Namun selang 2 menit setelah dibuka, IHSG berbalik arah ke zona merah.


Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 14 triliun dengan melibatkan 30 miliaran saham yang berpindah tangan dengan frekuensi sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 241 saham menguat, 263 saham melemah, dan 186 saham lainnya mendatar.

Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya hari ini, yakni mencapai Rp 894,6 miliar. Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 662,7 miliar dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di posisi ketiga sebesar Rp 468,4 miliar.

Dari pergerakan sahamnya, saham TLKM ditutup melesat 1,08% ke posisi Rp 4.700/unit, sedangkan saham BBCA stagnan di harga Rp 7.875/unit dan saham BBRI menguat 0,23% ke Rp 4.370/unit.

Setelah menguat 5 hari beruntun pada pekan lalu, sebenarnya wajar jika IHSG mengalami koreksi. Penguatan signifikan dan yang terjadi terus menerus memang membuka peluang adanya risiko aksi jual investor (profit taking).

Di sisi lain, risiko dari eksternal juga masih sangat terasa. Indeks saham acuan bursa Asia-Pasifik juga bergerak variatif pada hari ini.

Indeks Nikkei Jepang, Shanghai Composite China, ASX 200 Australia, dan KOSPI Korea Selatan masih mampu selamat dari koreksi, di mana Nikkei menguat 0,26%, Shanghai bertambah 0,31%, ASX 200 Australia dan KOSPI naik tipis masing-masing 0,07% dan 0,09%.

Sementara itu nasib indeks Hang Seng Hong Kong dan Strait Times Singapura lebih parah, yakni terkoreksi masing-masing 0,77% dan 0,55%.

Secara teknikal, koreksinya IHSG memang sudah terprediksi, di mana adanya pembalikan arah karena posisinya yang sudah sangat dekat dengan area jenuh beli (overbought).

Namun, IHSG masih bisa selamat berkat inflow dana asing akhir-akhir ini, di mana hal ini dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik dan laporan laba emiten terutama dari perbankan yang impresif.

Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi bisa lebih dari 5% terbukti sehingga membuat selera risiko investor membaik. Investor kembali yakin bahwa Indonesia terbebas dari stagflasi apalagi resesi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,44% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II-2022, lebih tinggi dari perkiraan konsensus 5,17% (yoy). Oleh sebab itu, IHSG masih nyaman berada di atas level psikologis 7.000.

Selain itu, di sepanjang semester I-2022, bank-bank besar alias 'kakap' seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBNI sukses mencatatkan pertumbuhan laba bersih dobel digit.

Laba bersih BBCA tumbuh hampir 25% secara tahunan. Sementara itu laba bersih BBRI paling fantastis dengan kenaikan 98% secara tahunan.

Dari dalam negeri, hari ini investor patut mencermati rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2022. IKK mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi.

Diketahui, Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan IKK Juni 2022 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat. Hal ini terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2022 sebesar 128,2 atau tetap berada pada level optimis karena masih di bawah 100. Namun, indeks masih jauh lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Selain itu, investor juga masih memperhatikan perkembangan geopolitik terbaru yakni perkembangan konflik di Taiwan, di mana latihan militer China semakin intensif dilakukan di sekitar Taiwan.

Kondisi ini memang patut dicermati, jika gaduh mulai terjadi di Taiwan dan terus berlanjut maka akan menjadi risiko bagi pasar keuangan di Asia-Pasifik, termasuk di Indonesia.

Seperti diketahui, secara teknikal, level 7.050 merupakan batas aman IHSG sepanjang sesi dua tadi. Jika level ini jebol, indeks bisa menguji support selanjutnya di 7.003.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat