Jelang Akhir Pekan, Harga Tembaga 'Terbang'

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
05 August 2022 12:38
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melonjak pada perdagangan hari ini didukung oleh pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Pada Jumat (5/8/2022) pukul 11:48 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.806 per ton, naik 1,02% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Meskipun harganya melonjak hari ini, namun masih belum mampu membawa kinerja mingguan tembaga ke zona hijau. Dalam sepekan harga tembaga dunia menyusut 1,41% secara point-to-point (ptp).

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat minggu lalu. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat bahwa klaim pengangguran awal AS meningkat 6.000 menjadi 260.000 dalam pekan yang berakhir 30 Juli. Jumlah ini mendekati level tertinggi sejak November.

Naiknya angka klaim pengangguran menjadi tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja yang kemudian membebani dolar. Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) berada di 105,93 siang ini, lebih rendah dari puncak tertinggi dalam 20 tahun di 108,54.

Dolar yang lebih rendah menjadi sentimen positif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback. Sebab menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Meski demikian, kepala strategi komoditas di Liberum Tom Price berpendapat bahwa ini hanya pantulan sementara di dalam pasar bearish yang lebih luas. Penggerak utama logam industri masih menunjuk ke harga yang lebih lemah, termasuk perlambatan konsumen logam utama China, tambahnya.

"China telah menyerah pada target pertumbuhan PDB 5,5% dan itu memberi tahu saya bahwa segala jenis stimulus sebelum akhir tahun hanya akan mendukung aktivitas, daripada mendorongnya ke level yang lebih tinggi," kata Price.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular