Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan perkebunan sawit milik Haji Isam PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) resmi melantai di bursa Kamis (4/8/2022). Dalam debutnya, harga saham JARR melesat 24,67% ke Rp 374/unit dan menyentuh Auto Reject Atas (ARA).
Dari aksi korporasi berupa IPO tersebut, dana segar yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 366,8 miliar. Valuasi JARR berdasarkan harga IPO berada di Rp 2,4 triliun. Namun dengan kenaikan harga sahamnya dan menyentuh ARA di hari pertama perdagangan di pasar sekunder membuat nilai kapitalisasi pasarnya naik Rp 592 miliar menjadi Rp 2,99 triliun.
Kini JARR telah IPO dan sahamnya dapat ditransaksikan di pasar sekunder. Dengan kenaikan harga saham JARR yang menyentuh ARA tersebut, jika dikalkulasi secara kasar, kekayaan Haji Isam naik Rp 501 miliar.
JARR dikendalikan oleh PT Eshan Agro Sentosa yang merupakan anak usaha dari Jhonlin Group. Jadi bisa dibilang JARR adalah cucu usaha Johnlin Group yang merupakan perusahaan privat.
Johnlin Group merupakan perusahaan milik Andi Arsyad atau Haji Isam, sosok sentral di Kalimantan, khususnya wilayah selatan pulau, yang terkenal karena membangun perusahaannya dari nol. Haji Isam juga disebut-sebut sebagai Crazy Rich Batulicin.
Haji Isam tergolong orang kaya baru era 2000-an. Ia diketahui memiliki pesawat jet pribadi yang memboyong penceramah tersohor Zakir Naik ke Indonesia.
Meski membesarkan bisnis di Kalimantan Selatan, keluarga Haji Isam berasal dari sebuah desa di Bone, Sulawesi Selatan, sebuah daerah etnis Bugis. Haji Isam, disebut Tempo (08/04/2018), adalah pedagang tembakau yang merantau ke Kalimantan Selatan dan memulai kejayaannya dari bawah, sebagai supir pengangkut kayu.
Haji Isam juga diketahui pernah memiliki memiliki hubungan dengan para politikus, salah satu di antaranya dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet.Mereka berkolaborasi dalam PT Kodeco Timber, yang memegang Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH).
Bisnis mantan Wakil Bendahara Kampanye Tim Jokowi-Amin ini terus berkembang. Terbaru, Haji Isam ikut masuk ke bisnis gula dan biodiesel.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan ikut meninjau langsung lokasi panen tebu sekaligus meresmikan pabrik gula milik Haji Isam yang berada di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, akhir 2020 lalu. Selanjutnya Presiden Joko Widodo juga meresmikan pabrik biodiesel milik Haji Isam, PT Jhonlin Argo Raya, di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Mengutip situs Jhonlin Agromandiri yang tampaknya sudah lama tidak diperbaharui, Jhonlin Group (JG) merupakan induk perusahaan dari beberapa unit usaha di berbagai bidang termasuk pertambangan, jasa pelabuhan, jasa transportasi udara, bongkar-muat di laut lepas, agro bisnis, jasa keamanan, hingga infrastruktur dan manufaktur.
Jhonlin Agromandiri (JA) sendiri merupakan perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang agrobisnis, di bawah bendera Jhonlin Group. JA mengelola bisnis pengolahan karet remah (Crumb Rubber), pabrik CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah, serta pabrik pengolahan wood pellet.
Ketiga bidang usaha produksi ini didukung dengan perkebunan dan pembibitan milik sendiri untuk tanaman karet, sawit, serta tanaman kayu energi untuk bahan dasar wood pellet.
Tak tanggung-tanggung perusahaan milik Haji Isam memiliki hamparan perkebunan yang sangat luas di Kalimantan. JA mengantongi izin HGU (Hak Guna Usaha) Perkebunan Sawit seluas 30.000 Ha dan izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) seluas 17.730 Ha.
Selain itu, JA juga melakukan kerja sama konsesi lahan dengan total luas areal 140.995 ha, yang terdiri dari 41.425 Ha atas Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), serta 99.570 Ha atas Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) di Kalimantan Selatan.
Areal tersebut ditanami dengan jenis tanaman pokok karet, serta tanaman kayu pertukangan dan energi sebagai penunjang sektor agribisnis Jhonlin Agromandiri.
Jhonlin Agromandiri diketahui pernah menjadi salah satu pemegang saham perusahaan Haji Isam yang direncanakan akan melakukan penawaran publik dalam waktu dekat ini.
Mengutip prospektus IPO PT Jhonlin Agro Raya yang diharapkan akan menggunakan ticker JARR, JA sempat memiliki 51% saham JARR tahun 2019 lalu, dengan 49% sisanya digenggam Haji Isam. Kemudian tahun 2020, PT Eshan Agro Sentosa masuk menjadi pemegang saham perusahaan setelah piutang usaha Rp 50 miliar dari JARR dikonversi menjadi kepemilikan saham 98,81%. Hal ini mengubah struktur permodalan yang jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh semula Rp 600 juta meningkat menjadi Rp 50 miliar.
Terbaru sebelum IPO, struktur permodalan perusahaan kembali berubah dengan Eshan Agro Sentosa menguasai 99,91% saham perusahaan dengan penyertaan modal Rp 677,11 miliar. Sedangkan 0,09% sisanya dimiliki oleh PT Sinar Bintang Mulia.