
Kekayaan Tambah Rp 500 M, Intip Gurita Bisnis Haji Isam

Jhonlin Agromandiri (JA) sendiri merupakan perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang agrobisnis, di bawah bendera Jhonlin Group. JA mengelola bisnis pengolahan karet remah (Crumb Rubber), pabrik CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah, serta pabrik pengolahan wood pellet.
Ketiga bidang usaha produksi ini didukung dengan perkebunan dan pembibitan milik sendiri untuk tanaman karet, sawit, serta tanaman kayu energi untuk bahan dasar wood pellet.
Tak tanggung-tanggung perusahaan milik Haji Isam memiliki hamparan perkebunan yang sangat luas di Kalimantan. JA mengantongi izin HGU (Hak Guna Usaha) Perkebunan Sawit seluas 30.000 Ha dan izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) seluas 17.730 Ha.
Selain itu, JA juga melakukan kerja sama konsesi lahan dengan total luas areal 140.995 ha, yang terdiri dari 41.425 Ha atas Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), serta 99.570 Ha atas Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) di Kalimantan Selatan.
Areal tersebut ditanami dengan jenis tanaman pokok karet, serta tanaman kayu pertukangan dan energi sebagai penunjang sektor agribisnis Jhonlin Agromandiri.
Jhonlin Agromandiri diketahui pernah menjadi salah satu pemegang saham perusahaan Haji Isam yang direncanakan akan melakukan penawaran publik dalam waktu dekat ini.
Mengutip prospektus IPO PT Jhonlin Agro Raya yang diharapkan akan menggunakan ticker JARR, JA sempat memiliki 51% saham JARR tahun 2019 lalu, dengan 49% sisanya digenggam Haji Isam. Kemudian tahun 2020, PT Eshan Agro Sentosa masuk menjadi pemegang saham perusahaan setelah piutang usaha Rp 50 miliar dari JARR dikonversi menjadi kepemilikan saham 98,81%. Hal ini mengubah struktur permodalan yang jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh semula Rp 600 juta meningkat menjadi Rp 50 miliar.
Terbaru sebelum IPO, struktur permodalan perusahaan kembali berubah dengan Eshan Agro Sentosa menguasai 99,91% saham perusahaan dengan penyertaan modal Rp 677,11 miliar. Sedangkan 0,09% sisanya dimiliki oleh PT Sinar Bintang Mulia.
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]