
Bursa Asia Ditutup Cerah, Bursa China Pulih dari Efek Pelosi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (4/8/2022), di mana investor cenderung sudah mulai 'move on' dari sentimen ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini, di mana Hang Seng ditutup melejit 2,06% ke posisi 20.174,039.
Sedangkan indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,69% ke 27.932,199, Shanghai Composite China melesat 0,8% ke 3.189,04, Straits Times Singapura bertambah 0,49% ke 3.269,86, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,47% ke 2.473,11, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir naik 0,15% menjadi 7.057,348.
Namun untuk indeks ASX 200 Australia ditutup di zona merah pada hari ini, yakni turun tipis 0,01% ke posisi 6.974,9.
Indeks Hang Seng berhasil melejit lebih dari 2%, ditopang oleh melesatnya saham-saham teknologi China di bursa Hong Kong pada hari ini.
Saham Alibaba melonjak lebih dari 4%, jelang rilis kinerja keuangannya pada kuartal II-2022 pada malam ini waktu setempat.
Analis memprediksi pendapatan Alibaba pada kuartal II-2022 akan mengalami penurunan. Tetapi, hal itu bisa menjadi dasar bagi Alibaba karena prediksi di kuartal berikutnya akan meningkat.
Selain saham Alibaba, saham teknologi lainnya yakni Meituan melesat 3,44% dan saham JD.com melompat 5,15%. Hal ini membuat indeks teknologi Hang Seng melesat 2,82%.
Bursa saham China pada akhirnya berhasil ditutup menghijau setelah pada perdagangan kemarin sempat terkoreksi karena investor merespons negatif dari tensi geopolitik AS-China yang kembali memanas akibat kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Taiwan.
Pelosi bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen pada Rabu kemarin, di tengah peringatan dari Beijing. Setelah bertemu Ing-wen, Pelosi pun meninggalkan pulau berpemerintahan sendiri yang dipandang China sebagai provinsi, di mana Pelosi melanjutkan tur Asia-nya.
"Secara historis, pasar cenderung bergerak cukup cepat dari peristiwa seperti ini dan Anda dapat melihat bahwa hari ini pasar sudah mulai rebound cukup kuat," kata Vey-Sern Ling, direktur pelaksana di UBP, mengatakan kepada CNBC International.
Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas berhasil ditutup cerah bergairah pada hari ini menyusul cerahnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin waktu AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,29%, S&P 500 melonjak 1,56%, dan Nasdaq Composite melejit 2,59%.
Rilis laporan keuangan emiten jadi sumber tenaga bagi laju Wall Street kemarin, di mana perusahaan PayPal dan Starbucks mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada kuartal II-2022.
Di lain sisi, positifnya data aktivitas jasa AS pada periode Juli 2022 juga turut mendorong Wall Street kembali bergairah.
Institute of Supply Management (ISM) melaporkan aktivitas jasa yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada Juli 2022 berada di 56,7. Naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 55,3 sekaligus mengakhiri penurunan yang sebelumnya terjadi tiga bulan beruntun.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau masih di atas 50, artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.
Kabar dari ISM ini amat melegakan, karena jasa menyumbang dua pertiga dari total aktivitas ekonomi di Negeri Paman Sam. Jadi, ada harapan bahwa AS bisa segera keluar dari resesi.
Selain itu, komentar dari Presiden bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) St. Louis, James Bullard juga mendorong sentimen. Dia tidak berpikir bahwa ekonomi AS berada di zona resesi dan kenaikan suku bunga acuan untuk meredam inflasi masih akan berlanjut.
"Kita harus melihat bukti yang meyakinkan di seluruh papan, berita utama dan ukuran inflasi inti lainnya, semuanya turun secara meyakinkan sebelum kita merasa telah melakukan pekerjaan kita," tuturnya dikutip CNBC International.
Senada, Presiden Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa pekerjaan The Fed untuk meredam inflasi jauh dari selesai.
Namun sayangnya, setelah berhasil melesat kemarin, pasar saham AS berpotensi melemah pada hari ini. Hal ini terlihat dari pergerakan kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS yang terpantau bergerak melemah, meskipun ketiga indeks berhasil keluar dari zona negatifnya selama dua hari beruntun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam
