
AS & China Tegang, Perak Mulai Dilirik Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak stabil pada perdagangan hari ini karena ketidakstabilan ekonomi setelah tensi Amerika Serikat dan China memanas.
Pada Kamis (4/8/2022) pukul 13.57 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 20.04, naik 0,01% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Investor melirik perak dari ketidakpastian ekonomi setelah ketua DPR AS Nancy Pelosi datang ke Taiwan membuat tensi antara China dan Amerika Serikat memanas.
Kedatangan Pelosi sendiri sudah diperingatkan China. Baik melalui pejabat maupun Presiden Xi Jinping.
Militer China bahkanberjanji meluncurkan "aksi militer yang ditargetkan" sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi.
"Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dalam siaga tinggi dan akan meluncurkan serangkaian operasi militer yang ditargetkan untuk melawan ini," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian mengatakan dalam sebuah pernyataan mengutuk kunjungan tersebut, dikutip AFP.
"Dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial. Dan, dengan tegas menggagalkan campur tangan eksternal dan upaya separatis 'kemerdekaan Taiwan'," tambahnya.
Hal tersebut membuat keadaan pasar berpotensi menjadi tidak stabil dan membuat investor ke aset safe haven.
Di sisi lain, harga perak tertekan oleh komentar pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengungkapkan tekad mereka untuk mengendalikan inflasi yang tinggi. Caranya yang dianggap memungkinkan adalah menaikkan suku bunga sebesar 50 basi poin.
Meskipun logam mulia dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga AS mengurangi daya tarik perak yang tidak memberikan imbal hasil.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anjlok Hampir 2%, Harga Perak Terendah dalam 3 Bulan