BAPA-BMTR Tercuan, Saham Baru RCCC Malah Ambles
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada perdagangan Selasa (2/8/2022) kemarin, setelah sempat menyentuh zona merah sebelum penutupan perdagangan. Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,28% ke posisi 6.988,157. IHSG diangkat di menit menit terakhir pada sesi pre-closing dimana saham-saham berkapitalisasi pasar besar seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI melonjak saat penutupan perdagangan.
Pada awal perdagangan sesi I, IHSG dibuka menguat di posisi 6.988,34. Tetapi selang satu menit saja, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah. Sepanjang perdagangan IHSG terus terkoreksi. Tetapi, pada pukul 14:00 WIB, IHSG mulai bangkit dari zona koreksi dan pada akhirnya berhasil selamat di detik-detik terakhir perdagangan kemarin. Hingga kemarin, IHSG terus 'pepet' level psikologisnya di 7.000.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 189 saham menguat, 349 saham melemah, dan 138 saham lainnya mendatar.
Investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 892,3 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 863,4 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 28,9 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Saat IHSG berhasil menguat di detik-detik terakhir, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.
Saham emiten properti yang mengelola proyek-proyek perumahan yang berlokasi di Bekasi dan Serpong, yakni PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers kemarin. Saham BAPA ditutup melonjak 16,15% ke posisi harga Rp 151/saham.
Nilai transaksi saham BAPA pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 29,94 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 210,78 juta lembar saham. Namun, investor asing melepas saham BAPA sebesar Rp 213,08 juta di pasar reguler.
Penyebab kenaikan saham BAPA kemarin adalah adanya kabar kedatangan investor baru yang memborong lebih dari 5% saham perusahaan.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor tersebut diketahui bernama Helin Liu yang memborong 34,72 juta saham atau setara dengan 5,25% kepemilikan di BAPA.
Pembelian tersebut dilakukan dalam dua kali transaksi menggunakan broker Mirae Aset Sekuritas Indonesia dan dilaksanakan pada tanggal 29 Juli lalu.
Menggunakan asumsi harga penutupan perdagangan hari sebelumnya, Helin berpotensi merogoh kocek hingga Rp 4,62 miliar untuk mengamankan 5,25% saham BAPA.
Sebelumnya selama tiga hari awal perdagangan pekan lalu, saham BAPA sempat naik 50% dan sempat masuk dalam jajaran paling cuan (top gainers) harian. Akan tetapi sehari sebelum Helin masuk saham ini malah berbalik arah dan ditutup menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).
Kemudian pada hari terakhir perdagangan pekan lalu kala Helin Liu mengakumulasi saham di BAPA, saham emiten tersebut juga ditutup menyentuh auto rejection bawah (ARB). Namun dalam dua hari perdagangan awal pekan ini saham BAPA kembali bergerak di zona hijau.
Tidak diketahui secara pasti siapa Helin Liu yang merupakan investor baru di BAPA. Akan tetapi data KSEI menyingkap bahwa alamat investor tersebut berada di Provinsi Jambi.
Kinerja keuangan terbaru BAPA adalah untuk setahun penuh 2021, yang mana perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan hingga sepertiga menjadi Rp 6,19 miliar. Sementara itu, kerugian bersih mampu dipangkas 45% menjadi Rp 2,02 miliar akhir tahun lalu.
Dalam sebulan terakhir, saham ini sudah nanjak 41%, sejak awal tahun melonjak 107% dan dalam setahun terakhir harganya meroket naik 182%.
Selain saham BAPA, terdapat pula saham emiten Holding Grup MNC yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR), yang harga sahamnya melesat 12,06% ke posisi Rp 446/saham.
Nilai transaksi saham BMTR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 572,93 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,31 miliar lembar saham. Asing juga melepas saham BMTR sebesar Rp 6,43 miliar di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 25 Juli hingga kemarin, saham BMTR tercatat 4 kali menghijau dan 3 kali memerah. Dengan ini, maka saham BMTR mencatatkan kenaikan 60,43% dalam sepekan terakhir, dan melesat 58,16% dalam sebulan terakhir.
Kabar terbaru yang beredar menyebut jika BMTR dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) bakal merger. Kabar ini terungkap dari unggahan instagram salah satu pelaku pasar modal, yakni Lukas Setia Atmaja pada Jumat pekan lalu.
Dalam akunnya tersebut, ia mengunggah foto antara value investor Lo Kheng Hong bersama bos MNC Group, Harry Tanoesoedibjo. Unggahan tersebut juga memuat caption dengan catatan salah satu pemicu kenaikan harga saham BMTR dan MNCN pada Kamis pekan lalu, lantaran ada informasi terkait merger selama rapat umum pemegang saham (RUPS).
"Ada rencana MNCN dan BMTR dimerger," ujar Hary Tanoe pasca sesi tanya jawab RUPS usai. Meski demikian ia menegaskan kepada notaris bahwa hal tersebut bukan bagian dari resolusi RUPS.
Sebagai informasi, BMTR yang merupakan induk perusahaan media Grup MNC yang memiliki kapitalisasi pasar jauh lebih kecil dari anak dan cucu perusahaan. Tercatat perusahaan hanya bernilai Rp 5,47 triliun atau kurang dari 10% valuasi dari PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN).
(chd)