Top Gainers-Losers

BAPA-BMTR Tercuan, Saham Baru RCCC Malah Ambles

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
03 August 2022 07:13
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Saat IHSG menghijau lagi, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten furniture online yakni PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) kembali memimpin jajaran top losers kemarin, di mana sahamnya ditutup ambruk hingga 9,91% ke posisi harga Rp 100/saham. Dengan ini, maka saham OLIV kembali terkena batas ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham OLIV pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,39 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 43,9 juta lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 25 Juli hingga kemarin, saham OLIV mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali, melemah dua kali, dan stagnan juga sekali

Dalam sepekan terakhir, saham OLIV terpantau merosot 1,96%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, OLIV tercatat stagnan.

Belum ada informasi signifikan terkait penurunan saham OLIV.

Oscar Living termasuk pendatang baru di bursa saham, di mana saham OLIV resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Mei lalu. Pasca resmi mencatatkan sahamnya di BEI, saham OLIV menjadi emiten ke-20 pada tahun ini.

Oscar Living menawarkan 400 juta lembar saham atau sekitar 21,10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga Rp 100 per lembar sahamnya. Dengan itu, dana yang terhimpun dari masyarakat melalui Penawaran Umum ini adalah senilai Rp 40 miliar.

Selain saham OLIV, juga terdapat saham emiten jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin yakni PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC).

Saham RCCC ditutup anjlok 9,63% ke posisi Rp 122/saham. Saat perdagangan perdananya, saham RCCC malah sudah terkena batas ARB-nya.

Nilai transaksi saham RCCC pada perdagangan kemarin mencapai Rp 26,87 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 204,82 juta lembar saham. Asing melepas saham RCCC sebesar Rp 195,96 juta di pasar reguler.

Perdagangan perdana saham RCCC pun tidak berjalan mulus. RCCC merupakan emiten jasa pengurusan transportasi (freight forwarding), yang menetapkan harga penawaran sebesar Rp 135 per saham dalam penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).

Perseroan menawarkan sebanyak 150 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham atau sebanyak 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO.

Seluruh dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham akan digunakan sekitar 75,17% untuk pembelian kendaraan truk bekas.

Selanjutnya, sekitar 9,22% akan digunakan untuk modal kerja atau operational expenditure (OPEX), sekitar 7,59% akan digunakan untuk pembelian persediaan suku cadang dari pihak ketiga.

Lalu sekitar 2,99% akan digunakan untuk pembayaran angsuran sewa lahan parkir baru selama 2 (dua) tahun dan sisanya untuk keperluan lainnya.

Dari total target armada tersebut yang didukung penggunaan dana IPO, Perseroan menargetkan laba bersih dapat bertumbuh sebesar 89,0% dibandingkan periode 31 Desember 2021 yakni dari sebesar Rp 3 miliar menjadi Rp 5,7 miliar pada 31 Desember 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular