Review Komoditas

Harga Gas Meroket, Harga Pangan Melandai

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
01 August 2022 14:45
nikel
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Harga komoditas logam cenderung melemah sepanjang Juli 2022. Harga tembaga pada Juli ditutup di US$ 7.917,5 per ton, turun 3,89% ptp. Sementara timah turun 5,31% ptp di US$ 25.407 per ton. Nikel berhasil menguat 4,06% menjadi US$ 23.619 per ton.

Sepanjang bulan harga logam industri terus dibayangi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) yang agresif paska pengumuman inflasi yang tembus 9,1%, tercepat dalam 40 tahun terakhir.

Para pelaku pasar cemas kenaikan suku bunga akan memantik perlambatan ekonomi AS, bahkan hingga resesi. Akibat dari resesi adalah prospek permintaan tembaga sebagai logam industri akan menyusut.

Kecemasan itu saat ini jadi kenyataan. Ekonomi AS mencatatkan kontraksi sebesar 0,9% pada kuartal II-2022. Artinya, ekonomi Negara Paman Sam sudah terkontraksi selama dua kuartal.

Pada kuartal I-2022, pertumbuhan mereka juga terkontraksi 1,6%. Secara teknikal, ekonomi AS sudah masuk resesi. Hal ini yang kemudian menekan harga logam.

Harapan untuk melihat lebih banyak stimulus pada proyek infrastruktur China menjadi penahan penurunan harga logam. Sebab stimulus dipercaya dapat memperkuat permintaan logam setelah pertemuan Politbiro China pada akhir bulan untuk membahas kebijakan ekonomi untuk sisa tahun ini.

China sendiri adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsi tembaga mencapai 54% persen dunia. Sementara China adalah konsumen terbesar nikel di dunia dengan konsumsi sebesar 1,31 juta ton pada 2020 dan  konsumsi timah China mencapai 216.200 ton pada tahun 2020, melansir Statista.  Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap harga logam dunia.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular