
Begini Rahasia BNI Tingkatkan Kualitas Kredit

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil mencatat penurunan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang menurun ke level 3,2%. Cost Of Fund atau Biaya Dana semakin efisien di level 1,4%, serta Net Interest Margin stabil di 4,7%.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, peningkatan kinerja diiringi oleh penguatan kualitas aset perusahaan yang ditopang berbagai faktor. Perbaikan Loan at Risk (LaR) ke posisi 19,6%, termasuk kredit restrukturisasi karena Covid - 19)
"Perolehan kinerja positif ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah yang membuat iklim berbisnis menjadi sangat kondusif meskipun di tengah ancaman krisis global. Restrukturisasi kredit akibat pandemi terus menunjukkan perbaikan yang semakin signifikan," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (29/7/2022).
Novita menjabarkan, kredit restrukturisasi Covid-19 tercatat telah berada pada Rp 62,9 triliun turun dari posisi periode sama tahun lalu sebesar Rp 81,8 triliun. Bahkan, 64% debitur BNI yang terdampak pandemi telah mulai melakukan pembayaran di atas base lending rate.
Novita meyakini, ruang untuk ekspansi BNI masih sangat terbuka yang ditunjukkan dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada pada posisi 90,1%. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi kuat 18,42%. "Kami optimis tren perbaikan kualitas kredit akan terus berjalan di semua segmen," imbuhnya.
Selain karena pencapaian kinerja yang positif dan solid pada paruh pertama 2022, beberapa poin dapat menjadi catatan pendukung bagi investor BNI, yaitu Pertama, Perseroan termasuk entitas bisnis keuangan yang terdepan dalam melaksanakan transformasi digital untuk mempersiapkan pondasi bisnis di masa depan.
Kedua, Perusahaan juga melakukan transformasi korporasi secara menyeluruh menjadi bank yang berfokus pada profitabilitas. Ketiga, BNI memiliki valuasi yang atraktif, karena belum mencerminkan kondisi fundamental sebenarnya. Dari sisi transformasi, perseroan terus memperkuat aspek penguatan permodalan, digitalisasi, serta perbaikan kualitas aset.
"Dalam jangka panjang, upaya transformasi ini diarahkan untuk membawa BNI menjadi bank dengan profitabilitas yang tinggi di industri. BNI juga tetap layak terus menjadi koleksi investasi karena dari sisi valuasi, rasio Price to Book Value (PBV) BNI masih di kisaran 1,2x, belum mencerminkan kondisi fundamental yang sebenarnya," pungkasnya.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dukung Pembangunan IKN, BNI Bikin Ekosistem Digital Pekerja