Suku Bunga The Fed Naik, Harga Tembaga Ikut Naik

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
28 July 2022 11:46
FILE PHOTO: Trucks are parked at the open-pit mine of PT Freeport's Grasberg copper and gold mine complex near Timika, in the eastern region of Papua, Indonesia on September 19, 2015 in this file photo taken by Antara Foto.   REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara FotoATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS. FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS MANDATORY CREDIT. INDONESIA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN INDONESIA./File Photo
Foto: Truk diparkir di tambang terbuka kompleks tambang tembaga dan emas Grasberg PT Freeport dekat Timika, di wilayah timur Papua, Indonesia (19/9/2015). (REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melonjak hari ini meskipun bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) menaikkan suku bunga.

Pada Kamis (28/7/2022) pukul 10:45 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.745/ton, menguat 1,41% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bp) untuk pertemuan kedua berturut-turut untuk mengendalikan inflasi. Langkah seperti itu telah diantisipasi oleh para pelaku pasar.

Kebijakan tersebut dianggap tidak se-hawkish ekspektasi saat inflasi Amerika Serikat (AS) melaju ke tingkat tercepat dalam 40 tahun terakhir, yakni 9,1% year-on-year/yoy. Saat itu ekspektasi pasar The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 100 bp.

Selain itu, harga tembaga juga ditopang oleh pelemahan mata uang dolar AS. Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 106,25, turun 0,19% dari posisi kemarin. Ini adalah terendah sejak awal Juli.

Dolar yang melandai jadi sentimen positif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback. Sebab menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Pasar juga berharap untuk melihat lebih banyak stimulus pada proyek infrastruktur yang dapat memperkuat permintaan logam setelah pertemuan Politbiro Partai Komunis China pada akhir bulan ini untuk membahas kebijakan ekonomi untuk sisa tahun ini.

China sendiri adalahkonsumen tembaga olahan terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsinya mencapai 54% persen dunia. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap harga tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular