
Pasar Sudah Kebal Bunga The Fed, IHSG Sesi I Lompat 0,97%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (28/7/2022) pasca The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 2,25% hingga 2,5%.
IHSG dibuka melesat di posisi 6.925,47 dan ditutup di zona hijau dengan apresiasi 0,97% atau 66,76 poin ke 6.964,97 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 8,77 triliun dengan melibatkan lebih dari 18 miliar saham.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah menguat dan berhasil kembali ke level psikologis 6.900. Selang 30 menit perdagangan IHSG semakin menguat ke 6.938,33 dan konsisten berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi I.
Level tertinggi berada di 6.971.05 sekitar pukul 11:00 WIB dan level terendah berada di 6.924,91 sesaat setelah perdagangan dibuka.. Mayoritas saham siang ini menguat yakni sebanyak 322 unit, sedangkan 191 unit lainnya melemah, dan 167 sisanya stagnan.
Sentimen pergerakan IHSG masih di dominasi kabar dari Amerika Serikat (AS). Dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 2,25% hingga 2,5%.
Hal ini sesuai dengan prediksi beberapa pelaku pasar yang memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 75 bp pada bulan ini.
Di sisi lain, ada kabar baik datang di mana The Fed mengisyaratkan bahwa ke depannya laju kenaikan suku bunga dapat melambat.
Sebelumnya, investor di AS masih khawatir bahwa upaya berkelanjutan The Fed untuk menurunkan inflasi dapat mendorong ekonomi ke jurang resesi, atau bahkan mungkin sudah berada dalam resesi.
Namun, kekhawatiran itu mereda setelah Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan dia tidak berpikir AS saat ini dalam resesi, menambahkan bahwa "ada terlalu banyak area ekonomi yang memiliki kinerja sangat baik."
Di lain sisi, investor di AS bakal memantau rilis data awal dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS periode kuartal II-2022 yang akan dirilis pada malam ini waktu Indonesia.
Diprediksi, ekonomi AS diperkirakan mengalami ekspansi tipis dengan konsensusTrading Economicsmemproyeksi akan tumbuh 0,5%. Sebelumnya pada kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi AS mengalami kontraksi 1,6%.
Sementara itu, tingkat inflasi tahunan di Australia naik menjadi 6,1% pada Kuartal II-2022, dari 5,1% pada Kuartal I-2022, namun masih lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar sebesar 6,2%.
Ini adalah kenaikan tertinggi sejak Kuartal II-2001, di tengah lonjakan harga makanan dan kenaikan lebih lanjut pada biaya bahan bakar dan tempat tinggal.
Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan telah melaporkan realisasi belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) pada semester I-2022 mencapai Rp 483,7 triliun. Dari angka ini, penggunaan sebagian besar diserap untuk kompensasi dan subsidi tarif listrik, BBM dan gas, serta Program Kartu Prakerja.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000