Analisis Teknikal

Kinerja BRI & BCA Ciamik, Giliran Mandiri Jadi Obat Kuat IHSG

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 28/07/2022 06:26 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,39% di 6.898,22 pada perdagangan kemarin (27/7/2022).

Beberapa kabar penting yang akan muncul dan mempengaruhi sentimen pasar hari ini secara dominan masih berasal dari AS yakni terkait suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR).

Selain itu investor juga mencermati kinerja emiten perbankan kakap di kuartal II-2022. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebagai dua bank dengan market cap di pasar modal domestik telah merilis kinerja keuangan yang ciamik.


BBRI sebagai bank pelat merah yang fokus di segmen UMKM ini berhasil membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik (konsolidasian) sebesar Rp 24,79 triliun pada semester I-2022.

Dalam publikasi laporan keuangan di media massa, Rabu (27/7/2022), perolehan laba tersebut melonjak 98,7% dari Rp 12,47 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu laba bersih BBCA juga tumbuh dobel digit 24,9% secara tahunan menjadi Rp 18 triliun. Kinerja ciamik dari dua bank terbesar tersebut turut menjadi angin segar pasar saham dan menahan IHSG dari koreksi.

Pada hari ini, Kamis (28/7/2022), giliran bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang bakal merilis kinerja keuangannya. 

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Analisis Teknikal IHSG 28 Juli 2022

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Berdasarkan indikator BB, batas atas dan bawah terdekat IHSG ada di 6.758 dan 6.954. IHSG juga cenderung membentuk pola konsolidasi di 6.800-6.900.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI IHSG cenderung naik tetapi masih tertahan di kisaran level 50-60.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 dari bawah dan bar histogram menguat di zona positif.

Namun IHSG perlu tembus level psikologis 6.900 terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi pola uptrend, sedangkan level support terdekat di 6.800.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat