Jelang FFR: Mayoritas Mata Uang Asia Drop, Termasuk Rupiah?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Rabu, 27/07/2022 16:03 WIB
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah di awal perdagangan Rabu (27/7) menguat tajam di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Namun, penguatannya gagal dipertahankan, hingga berbalik terkoreksi hingga penutupan perdagangan.

Melansir Refinitiv, rupiah membuka perdagangan melesat 0,43% ke Rp 14.930/US$. Sayangnya, rupiah berbalik arah menjadi terkoreksi 0,1% ke Rp 15.010/US$ pada penutupan perdagangan.

Indeks dolar AS yang mengukur performa sang greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya, bergerak terkoreksi 0,13% ke posisi 107,05. Pergerakan indeks dolar AS masih berada dekat dengan rekor tertingginya yang dicapai pada pertengahan Juli di 109,29.


Hal tersebut tidak terlepas dari permintaan yang terus meningkat terhadap dolar AS menjelang rilis kebijakan moneter dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Rabu 27 Juli waktu setempat.

Pasar memprediksikan bahwa The Fed akan kian agresif menaikkan suku bunga, meskipun perekonomian AS dibayangi dengan perlambatan.

Hingga saat ini, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali dengan total 150 basis poin (bps) menjadi sekitar 1,5%-1,75%. Jika The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 75 bps, maka akan mengirim suku bunga di sekitar 2,25%-2,5%.

Namun, jika The Fed menaikkan suku bunga 100 bps dan di luar ekspektasi pasar, maka suku bunganya akan menjadi 2,5%-2,75%. Akibatnya, kian menipisnya selisih dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) di 3,5%.

Selisih spread yang kian tipis, dapat memicu capital outflow di pasar obligasi Tanah Air. Apalagi jika capital outflow dilakukan secara besar-besaran di saat bersamaan, tentunya dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dalam negeri.

Di Asia, ternyata rupiah tidak sendirian. Mayoritas mata uang di Asia terkoreksi terhadap greenback. Baht Thailand tercatat menjadi mata uang berkinerja terburuk hari ini, di mana melemah 0,25%, sedangkan ringgit Malaysia juga melemah 0,11% terhadap dolar AS.

Sementara, dolar Taiwan menjadi pemimpin penguatan mata uang di Asia, di mana terpantau menguat 0,09% terhadap dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS