Tutup Kuartal I-2023, Rupiah Siap Jebol Rp 15.000/US$!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat tiga hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis kemarin. Rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.045/US$, menguat 0,1%, melansir data Refinitiv
Penguatan tersebut berpeluang berlanjut pada perdagangan Jumat (31/3/2023) sekaligus penutupan kuartal I-2023.
Indeks dolar AS yang turun 0,5% pada perdagangan Kamis membuka peluang penguatan rupiah. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut belakangan ini tertekan akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Pasca krisis perbankan yang melanda Amerika Serikat, The Fed diprediksi tidak akan lagi menaikkan suku bunganya, bahkan banyak yang memprediksi akan ada pemangkasan tahun ini.
Di sisi lain, bank sentral Eropa (ECB) masih akan menaikkan suku bunganya, sehingga selisih dengan The Fed menjadi menyempit. Hal ini membuat euro perkasa dan menekan dolar AS.
Euro berkontribusi besar terhadap pembentukan indeks dolar AS, sehingga ketika mata uang 19 negara ini menguat indeks dolar AS cenderung menurun.
Secara teknikal, rupiah saat ini berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200. Sehingga ruang penguatan tentunya terbuka lebih besar.
Mata Uang Garuda dalam tiga hari terakhir juga sukses berada di bawah Rp 15.090/US$ yang sebelumya menjadi support kuat.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50% yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Rupiah berpeluang menguji level psikologis Rp 15.000/US$. Ruang penguatan lebih jauh akan terbuka jika rupiah mampu menembus konsisten ke bawah level psikologis tersebut.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian mulai masuk wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Dengan stochastic masuk wilayah oversold, artinya ada risiko rupiah mengalami koreksi.
Rp 15.090/US$ akan menjadi resisten terdekat yang bisa menahan pelemahan rupiah. Tetapi jika ditembus, ada risiko pelemahan akan lebih besar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Volatilitas Tinggi, Rupiah Akhir 2022 Rawan ke Rp 16.000/USD?
(pap/pap)