
Harga Tembaga Melejit 1,5%, Tapi Awas Rawan Ambles!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat pada perdagangan hari ini didorong oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah. Ditambah dengan kendala pasokan dari produsen utama, Peru, juga memberi dukungan.
Pada Selasa (26/7/2022) pukul 11:30 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.590/ton. Melesat 1,5% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Dolar AS turun karena para pedagang menunggu keputusan kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS. Serta menunggu petunjuk apa pun tentang apakah petunjuk ekonomi yang melambat akan mendorong pergeseran dari fokusnya pada inflasi.
Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama lainnya) berada di 106,38. Posisi ini di bawah puncak dalam 20 tahun terakhir di 108,54. Hal ini menjadi sentimen positif bagi tembaga karena dibanderol dengan greenback menjadi murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Meskipun naik, harga tembaga, yang sering digunakan sebagai ukuran kesehatan ekonomi global, telah turun 30% sejak rekor tertinggi yang dicapai pada Maret yakni sebesar US$ 10.845/ton. Harga tembaga turun karena pelemahan permintaan oleh konsumen utama China karena wabah virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Selain itu juga dengan kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang semakin mengancam permintaan logam di masa depan karena bank sentral berusaha menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%