
Hati-Hati Bestie, IHSG Berpotensi Kena Koreksi Lanjutan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan pekan ini di zona merah.
Pada Senin (25/7/2022), IHSG melemah 0,41% dan ditutup di 6.858,41. IHSG sempat bergerak di zona hijau di sesi I. Namun indeks terus terpuruk di sesi II.
Pergerakan IHSG juga senada dengan mayoritas indeks saham acuan Asia. Indeks Nikkei memimpin pelemahan dengan koreksi 0,77%. Sedangkan indeks Straits Times yang awalnya naik juga ditutup dengan koreksi tipis 0,03%.
Fokus pasar kali ini tetap kepada bank sentral AS The Fed yang akan memutuskan kebijakan moneter suku bunga acuannya.
Otoritas moneter AS tersebut diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) seiring dengan laju inflasi tahunan AS yang sudah naik 9,1% Juni lalu.
Namun pelaku pasar juga mulai mengantisipasi adanya kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 bps.
Pergerakan Wall Street yang volatil dan agresivitas The Fed menaikkan suku bunga acuan berpotensi memantik outflow dari pasar keuangan negara berkembang.
Outflow terlihat dari pasar saham RI. Kemarin investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 351 miliar di pasar reguler. Dalam sebulan terakhir asing net sell di pasar reguler sebesar Rp 7,13 triliun.
Bersamaan dengan outflow tersebut, IHSG pun mencatatkan koreksi 2,25%.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB akhir kemarin, pergerakan indeks cenderung turun dan mendekati batas bawah BB terdekat di 6.766.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI IHSG mengalami penurunan ke 52,36 yang mengindikasikan adanya penguatan momentum jual sejalan dengan kembali keluarnya dana asing.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 dari bawah dan bar histogram menguat di zona positif.
IHSG perlu menembus level 6.900 terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi pola uptrend, sedangkan level support terdekat di 6.766. Tren koreksi berpotensi berlanjut mengingat terdapat gap di area 6.700-an.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000