Bukan Suku Bunga, BI Pilih Jual SBN Demi 'Lindungi' Rupiah

Maesaroh, CNBC Indonesia
25 July 2022 13:10
Infografis, Pergerakan Rupiah Sepekan
Foto: Infografis/ Pergerakan Rupiah Sepekan/ Edward Ricardo Sianturi

Sementara itu, Senior Quantitative Analyst (Senior Analis) Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan penjualan SBN di pasar sekunder yang dilakukan BI adalah upaya normalisasi kebijakan moneter.

Dia juga mengatakan kebijakan BI tersebut tidak akan membebani pemerintah dalam bentuk kenaikan yield. Pasalnya, kenaikan yield tidak hanya bergantung pada satu faktor, seperti langkah BI menjual SBN.

"Kenaikan yield sebenarnya lebih karena global effect. Dampak kenaikan Fed Funds Rate transmisinya ke kenaikan US yield, lalu ke SBN yield. Jadi langkah BI dalam penjualan SBN ini menurut kami tidak memberatkan pemerintah," ujarnya, kepada CNBC Indonesia.

Langkah BI yang menyatakan akan menjual SBN jarang dilakukan, terlebih saat kondisi rupiah melemah. Sebaliknya, kubu MH Thamrin selalu mengumumkan jika mereka akan membeli SBN sebagai bagian dari triple intervention saat pasar keuangan dilanda ketidakpastian.

Saat kondisi pasar keuangan global dilanda ketidakpastian pada 2018, misalnya, BI menegaskan sikapnya untuk membeli SBN pemerintah untuk menurunkan yield sekaligus menjaga stabilitas rupiah. Rupiah anjlok dan yield melonjak begitu The Fed mengumumkan kebijakan moneter ketatnya.

Dalam catatan Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada 2018 secara rerata melemah 6,05% (yoy) ke level Rp 1 4.246 per dolar AS dari Rp 13.385 per dolar AS pada 2017.

Sementara itu, yield pada Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun meningkat tajam dari 6,60% pada awal April 2018 menjadi 8,10% di akhir Agustus 2018.

Pada periode April-Agustus 2018, BI membeli SBN dalam jumlah besar untuk menjaga yield sekaligus nilai tukar.

Kepemilikan BI dalam SBN pemerintah tercatat 8,57% sementara investor asing sebesar 38,44% pada akhir April 2018. Pada akhir September 2018,  kepemilikan SBN BI menjadi 9,45% sementara asing turun menjadi 36,89%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular